politika

Pakar Militer Israel Akui Gagal Kuasai Gaza dan Al Zaytoun

Jumat, 29 Agustus 2025 | 21:49 WIB
Pakar Militer Israel Akui Gagal Kuasai Gaza dan Al Zaytoun

Kondisi itu memaksa militer Israel mengubah taktik, dengan mengandalkan keunggulan teknologi ketimbang jumlah pasukan di garis depan.

Pergeseran taktik terlihat dari penggunaan tembakan artileri dan serangan udara besar-besaran di Al-Zaytoun dan kawasan tetangganya, Al-Sabra.

Israel lebih banyak mengandalkan “massa api” ketimbang adu tembak langsung, demi menutup kelemahan di sisi personel.

Selain itu, sejumlah teknologi baru diterjunkan: robot peledak, drone bersenjata, hingga kotak berisi bahan peledak yang dijatuhkan di area padat penduduk.

Cara ini dipilih untuk mengurangi potensi korban di pihak Israel, meskipun jelas meningkatkan risiko bagi warga sipil Palestina.

Unit zeni yang lazimnya menjadi tulang punggung operasi peledakan tidak ikut serta dalam pertempuran kali ini.

Hal itu, menurut Abu Zaid, menandakan betapa berat ancaman jebakan pertahanan yang dipasang perlawanan di dalam kota.

Di sisi lain, Kepala Staf Militer Israel, Jenderal Eyal Zamir, berada dalam dilema. 

Ia diminta pemimpin politik untuk mencapai target maksimal, sementara kemampuan militer yang tersedia terbatas.

Diketahui bahwasanya pasukan Israel terkejut menghadapi keterampilan tempur Hamas yang jauh di luar perkiraan.

Situasi ini berlangsung ketika perang genosida di Gaza telah memasuki hari ke-693. Pada saat bersamaan, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich kembali menyerukan pengusiran massal warga Gaza.

Ia menyebut langkah itu sebagai cara untuk “melenyapkan kejahatan absolut” yang menurutnya dilakukan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Namun realitas di medan tempur memperlihatkan sesuatu yang berbeda.

Perlawanan yang terorganisasi di jantung Kota Gaza menjelma menjadi perang panjang, penuh jebakan, dan sarat pengurasan tenaga.***

Halaman:

Tags

Terkini