JAKARTA INSIDER - Israel dan Suriah sepakat membahas konflik dan krisis Sweida secara tertutup di Paris.
Para pejabat dan petinggi dari Suriah dan Israel secara tertutup mengadakan pertemuan di Paris, keduanya membahas terkait konflik dan krisis di Sweida, Suriah.
Pertemuan kedua negara ini tentu saja dimediasi oleh Amerika Serikat.
Baca Juga: Pasukan Militer Ilegal Israel Menyerbu Kapal Kemanusiaan Handala Yang Akan Kirimkan Bantuan ke Gaza
Pertemuan ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan sektarian di wilayah selatan Suriah, khususnya di sekitar Kota Sweida yang sebagian besar penduduknya berasal dari komunitas Druze.
“Pertemuan ini terjadi setelah tercapainya gencatan senjata dan terfokus pada pembahasan situasi keamanan terbaru di Sweida,” ungkap seorang pejabat Suriah yang menjadi bagian dari delegasi perundingan.
Dalam beberapa pekan terakhir, wilayah Sweida dilanda pertempuran antara kelompok Druze dan suku Badui, yang mengakibatkan lebih dari 1.400 orang tewas di pesisir Suriah.
Ketegangan memuncak setelah keterlibatan militer Israel yang melakukan serangan udara terhadap gedung-gedung pemerintah di Damaskus dan posisi militer Suriah di provinsi Sweida.
Pihak Israel menyatakan bahwa intervensi tersebut dilakukan demi melindungi komunitas Druze yang memiliki ikatan etnis dan agama dengan kelompok Druze di Israel.
Namun, dalam perundingan di Paris, delegasi Suriah menegaskan sikap tegasnya terhadap intervensi tersebut.
“Kami menyampaikan dengan jelas bahwa persatuan dan permusuhan wilayah Suriah bukanlah sesuatu yang bisa ditawar-tawar.
Sweida dan seluruh rakyatnya adalah bagian yang tak terpisahkan dari negara kami,” ujar pejabat Suriah tersebut.