Dengan kebijaksanaan yang jauh melampaui usianya, Yaqeen membawa harapan ke tempat-tempat yang dibayangi oleh ketakutan.
Hidup di bawah pengepungan di Jalur Gaza, ia berhasil menjangkau puluhan ribu orang melalui video Instagram-nya.
Beberapa menyoroti upaya bantuan untuk anak yatim dan keluarga yang terlantar.
Yang lain menunjukkan ia tertawa dan bermain dengan anak-anak, membagikan hadiah dengan gembira.
Konten Yaqeen adalah bukti ketahanan penolakan untuk dihancurkan oleh genosida Israel.
Yaqeen sering menemani kakak laki-lakinya, Mohamed Hammad, seorang pekerja kemanusiaan, dalam misi bantuan.
Bersama-sama, mereka mengirimkan makanan, pakaian, dan mainan kepada keluarga yang mengungsi.
Berita kematiannya memicu curahan kesedihan di seluruh Gaza dan media sosial.
Aktivis, jurnalis, dan pengikut berduka atas kehilangan seorang anak yang telah menjadi simbol cahaya di salah satu masa tergelap di Gaza.***