JAKARTA INSIDER - Pihak Otoritas Turki menahan tujuh Jurnalis yang tengah bertugas dalam aksi demonstrasi pada hari keenam di Turki.
Kerusuhan terus berlanjut setelah Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu ditangkap oleh Hakim Pengadilan Turki.
Sebanyak tujuh jurnalis ditahan dalam tindakan keras besar-besaran terhadap perbedaan pendapat.
Kerusuhan sipil di Turki meletus setelah Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, saingan politik utama Presiden Recep Tayyip Erdogan, ditangkap atas tuduhan korupsi pekan lalu.
Penahanan Ekrem Imamoglu memicu protes, yang kemudian disusul dengan tindakan keras yang telah menyebabkan lebih dari 1.400 orang ditangkap.
Di antara jurnalis yang ditahan adalah fotografer AFP, Yasin Akgul. Para jurnalis tersebut didakwa dengan tuduhan "ikut serta dalam unjuk rasa dan pawai ilegal," Padahal, AFP menyatakan bahwa Akgul "bukan bagian dari protes" melainkan hanya meliputnya sebagai jurnalis.
Baca Juga: Semakin chaos! Rusia hantam sekolah dan Rumah Sakit di Ukraina, 74 warga sipil terluka
"Penahanannya tidak dapat diterima. Oleh karena itu, saya meminta Anda untuk segera turun tangan guna mendapatkan pembebasan cepat bagi jurnalis kami," kata CEO dan ketua AFP, Fabrice Fries, dalam sebuah surat kepada kepresidenan Turki, sebagai kecaman tajam dari kantor berita yang berbasis di Paris tersebut.
Ribuan orang sebelumnya bergerak melalui Distrik Sisli di Istanbul pada Selasa (25/03), menuju markas besar pemerintahan distrik, menuntut agar pemerintah mengundurkan diri.
Para demonstran mengibarkan bendera dan spanduk dengan slogan "Tayyip mundur!" sementara warga yang tinggal di apartemen mengetuk panci dan wajan sebagai bentuk dukungan.***