politika

Ide gila Donald Trump terkait pembangunan dan merelokasi warga Gaza ditentang oleh Presiden Jerman

Kamis, 6 Februari 2025 | 15:45 WIB
Ide gila Donald Trump terkait pembangunan dan merelokasi warga Gaza ditentang oleh Presiden Jerman

JAKARTA INSIDER - Belum sampai seratus hari menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mulai memiliki ide gila terkait Gaza dan Palestina.

Donald Trump mulai mempunyai ide gila terkait Gaza dan Palestina, dan akan merealisasikan pembangunan Gaza serta merelokasi warga Gaza.

Tentu saja ide Donald Trump ini menuai pro dan kontra, salah satunya Presiden Jerman  yang langsung bereaksi terhadap Donald Trump.

Baca Juga: Kenang komitmen Gus Dur saat menghadiri acara 102 tahun NU, Prabowo Subianto: Pemimpin harus berani memberikan contoh!

Presiden Jerman Frank Walter Steinmeler menyebutkan bahwasanya ide Donald Trump mengambil alih Gaza dan ingin merelokasi Gaza tak dapat di biarkan.

Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier mengkritik keras rencana Presiden AS Donald Trump "menguasai Jalur Gaza" dan merelokasi penduduk di wilayah kantong Palestina itu secara permanen ke negara lain.

Baca Juga: Menkes Budi Sadikin: Program cek kesehatan gratis besutan Presiden RI Prabowo Subianto bisa untuk mendeteksi penyakit kejiwaan dan dini kanker

“Solusi yang mengabaikan atau bahkan melanggar hukum internasional tidak dapat diterima,” kata Steinmeier dalam kunjungannya ke Ankara, Turki, Rabu (5/2).

Ia juga meragukan kemungkinan keberhasilan pembicaraan antara pemerintahan Trump dan negara-negara Arab terkait rencana tersebut.

Pernyataan presiden Jerman ini muncul setelah Trump, Selasa malam, mengumumkan bahwa “AS akan mengambil alih Jalur Gaza” dalam konferensi pers bersama Pemimpin Otoritas Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Juga: Presiden Prabowo perintahkan untuk cek kesehatan gratis mulai tanggal 10 Februari di Puskesmas dan Klinik

Trump mengatakan bahwa penduduk Gaza seharusnya dipindahkan ke negara-negara seperti Yordania dan Mesir. Sementara AS akan mengubah wilayah tersebut menjadi "Riviera Timur Tengah."

Proposal tersebut langsung menuai kecaman keras dari Palestina dan ditolak secara tegas oleh banyak negara, termasuk China, Rusia, Turki, Spanyol, Prancis, Arab Saudi, Indonesia, Brazil dan Mesir.***

Tags

Terkini