Meskipun dalam kondisi pengepungan, Abu Safia dan tim medis yang tersisa tetap bertahan di rumah sakit dan menolak perintah Israel untuk pergi.
Dengan tetap berada di rumah sakit, Abu Safia terus mengabarkan kepada dunia tentang serangan Israel yang hampir terjadi setiap hari, melalui pernyataan video dan seruan agar komunitas internasional turun tangan menghentikan serangan tersebut.
Abu Safia terluka oleh pecahan peluru dalam serangan drone Israel di rumah sakit pada 23 November, tepat setelah keluar dari ruang operasi.
Ia mengalami enam luka di pahanya yang menyebabkan pembuluh darah dan arteri robek. Namun, ia tetap bertekad melanjutkan pekerjaannya.***