Sikap ini menciptakan suasana debat yang positif, di mana setiap argumen dihargai tanpa kehilangan esensi perdebatan.
Selanjutnya, Gibran menunjukkan sikap adabnya terhadap keahlian lawannya, Mahfud MD, yang merupakan seorang profesor ilmu hukum.
Dalam menanggapi isu masyarakat adat, Gibran tidak hanya mengakui keahlian Mahfud, tetapi juga mengucapkan terima kasih atas kontribusinya dalam memberikan tanggapan yang mendalam.
Baca Juga: Tembok SPBU Tebet Jakarta Selatan, Tiga Nyawa Melayang, Polisi Sedang Selidiki Penyebabnya
Hal ini menunjukkan sikap hormat Gibran terhadap ilmu pengetahuan dan keahlian lawan debatnya.
Bukan hanya dari segi ucapan, adab Gibran juga tercermin dari gerak tubuhnya.
Ketika menyanggah argumentasi Mahfud tentang impor pangan dan konsep Trisakti Bung Karno, Gibran mengatupkan kedua telapak tangannya sebagai tanda permohonan maaf.
Sikap rendah hati ini menciptakan suasana dialog yang saling menghormati dan menghargai, menjauhkan debat dari konfrontasi yang tidak perlu.
Baca Juga: Debat Cawapres Keempat, Gibran Rakabuming Raka Menyuarakan Kesejahteraan Petani dan Pupuk Murah
Sesi debat berakhir dengan sikap adab yang kembali ditunjukkan oleh Gibran.
Saat bersalaman tangan dengan Muhaimin dan Mahfud, Gibran mengucapkan kata maaf sambil membungkuk berkali-kali.
Gestur ini tidak hanya sebagai tanda penghormatan, tetapi juga sebagai usaha untuk menjaga kesan positif setelah debat yang berlangsung intens selama dua jam.
Baca Juga: Perpanjangan SIM A atau C? Cek 5 Lokasi Strategis SIM Keliling Jakarta Hari Ini, 22 Januari 2024
Dengan menonjolkan adabnya, Gibran Rakabuming Raka berhasil menciptakan citra sebagai seorang cawapres yang tidak hanya cerdas dalam berargumentasi, tetapi juga memiliki sikap yang santun dan adab yang tinggi.
Sikap ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi generasi muda dan menunjukkan bahwa politik tidak selalu harus diwarnai oleh ketegangan, tetapi dapat dijalani dengan adab dan etika yang baik.***