Dengan penuh keyakinan, Gibran menyoroti kekayaan alam Indonesia yang melimpah, termasuk cadangan nikel terbesar dan posisi kedua terbesar dalam produksi timah di dunia.
Dalam pengantar tiga kalimat ini, kita akan membahas secara singkat bagaimana Gibran menggarisbawahi pentingnya program hilirisasi industri.
Potensi Energi Baru Terbarukan: Pendukung Utama Hilirisasi Industri
Gibran Rakabuming Raka tidak hanya memandang hilirisasi sebagai langkah pada sektor tambang, namun juga pada sektor pertanian, maritim, dan digital.
Melihat lebih dalam bagaimana langkah-langkah konkret Gibran untuk mengurangi ekspor barang mentah dapat membuka peluang baru dalam sektor-sektor tersebut.
Baca Juga: Dukungan Rini Soemarno untuk Prabowo Subianto: Persatuan MDS Coop Menyongsong Pemilu 2024
Juga, bagaimana potensi luar biasa energi baru terbarukan di Indonesia menjadi daya dorong utama menuju hilirisasi yang lebih luas dan berkesinambungan.
Transisi Energi Hijau: Bioavtur, Biodiesel, dan Bioetanol
Dalam rangka mendukung hilirisasi dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil, Gibran mencanangkan transisi ke energi hijau.
Program-program seperti penggunaan bioavtur, biodiesel, dan bioetanol telah diterapkan melalui B35 dan B40.
Gibran Rakabuming Raka menutup penyampaian visi misinya dengan menyoroti potensi besar energi baru terbarukan di Indonesia, mencakup energi surya, air, angin, bio energi, dan panas bumi.***