JAKARTA INSIDER - Masyarakat Tionghoa, dengan kecerdasan bisnis yang ulung, tidak hanya mengandalkan logika ekonomi.
Mereka tetap memegang erat aturan 'keramat' dari China kuno, memastikan bahwa feng shui menjadi kunci sukses bisnis mereka.
Cuan mengalir deras melalui kebijakan yang terinspirasi oleh warisan leluhur mereka.
Di era modern, kepercayaan pada feng shui tidak pudar. Masyarakat Tionghoa tetap setia menggantungkan cermin, memasang jendela dengan cermat, dan bahkan menggantungkan bel di pintu masuk sebagai ritual 'keramat'.
Bisnis sukses mereka membuktikan bahwa kepercayaan ini bukanlah sekadar tradisi, tetapi juga sumber cuan yang nyata.
Dibalik nama merek yang positif dan penempatan etalase yang tepat, terdapat filosofi China kuno yang menjadi dasar bisnis sukses.
JakartaInsider.id mengutip dari Chinese Culture, dengan memahami aturan-aturan ini, tak heran jika bisnis masyarakat Tionghoa terus berkembang pesat.
1. Menggantungkan Cermin untuk Keberuntungan
Dalam kepercayaan feng shui, menggantungkan cermin di rumah atau tempat usaha dianggap membawa keberuntungan dan rezeki.
Selain simbol estetika, cermin juga berfungsi agar barang-barang atau isi toko mudah terlihat oleh pengunjung.
Dengan mencerminkan sekitarnya, cermin membantu menciptakan daya tarik visual yang positif, sekaligus menarik keberuntungan dan cuan ke dalam bisnis.