Setelah membawa bantuan kemanusiaan, mereka menghadapi tantangan besar: bagaimana membawa senjata ke Bosnia, wilayah yang terkepung oleh musuh.
Dengan bantuan jaringan rahasia, Soeripto berhasil menjalin kontak dengan pialang senjata di Zagreb.
Baca Juga: Tunanetra peserta program Pejuang Anak Bangsa berlatih di Rumah Belajar Batik Bojong Beta
Setelah kesepakatan yang riskan, senjata berhasil diselundupkan di bawah kedok operasi distribusi bantuan kemanusiaan.
Melalui perjalanan yang penuh risiko dan ketegangan, senjata itu berhasil disampaikan ke Bosnia.
Pasca-misi tersebut, Soeripto masih terlibat dalam misi kemanusiaan, termasuk upayanya untuk membantu Palestina, yang ia sampaikan sebagai tugas khusus yang terus berlanjut, meskipun ia sudah berusia 87 tahun.
Misi rahasia ini mengungkap keberanian Indonesia dalam membantu tanpa pamrih di tengah konflik yang merobek Bosnia pada masa yang paling sulit.
Dalam kesendirian mereka, mereka menjadi pahlawan tanpa suara yang perlu diungkapkan dan dihormati.***