JAKARTA INSIDER - Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) telah menetapkan pijakan kokoh sejak awal pendiriannya pada tahun 1989.
Melalui upaya yang gigih dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta akreditasi program studi, USNI terus mengukir prestasi gemilang dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia.
Baca Juga: Banyak yang belum tahu, ini arti di balik nama Respati di Universitas Respati Indonesia
Berawal dari Permohonan Ijin Operasional
Badan Pengurus Yayasan Abdi Karya/Badan Penyelenggara USNI telah memulai perjalanan panjang ini dengan permohonan ijin operasional kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1989.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0284/0/1989, status terdaftar pun diberikan kepada Fakultas/Jurusan/Program Studi di lingkungan USNI di Jakarta, menegaskan legalitas pendiriannya.
Baca Juga: Jejak sejarah dan dedikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dalam pendidikan Indonesia
Perjalanan Kepemimpinan yang Inspiratif
Rektor pertama USNI, Prof. Dr. Sondang P. Siagian, telah membimbing institusi ini pada periode 1989-1993.
Setelahnya, kepemimpinan berganti tangan dari Dj. L. Aroean, S.H. sebagai pejabat sementara Rektor, hingga pelantikan Rektor baru, Prof. Dr. W.P. Napitupulu pada tahun 1994.
Proses ini terus berlanjut dengan kepemimpinan yang penuh dedikasi dari beberapa tokoh terkemuka seperti Antonius Pasaribu, MBA, Dr. Andreas Yumarma, dan Prof. Dr. Lijan P. Sinambela.
Baca Juga: Universitas Prasetiya Mulya: Mengukir prestasi dalam pendidikan bisnis di tengah tantangan abad 21
Komitmen terhadap Kualitas Akademik dan Sarana Prasarana
Dalam rangka meningkatkan kualitas akademik, USNI telah berkomitmen untuk terus memperbaiki dan mengembangkan sumber daya manusia, sarana dan prasarana.