Srettha Thavisin terpilih sebagai Perdana Menteri baru Thailand setelah dilema politik 3 bulan

JAKARTA INSIDER - Thailand telah memilih langkah baru dalam arena politiknya dengan memilih Srettha Thavisin, seorang tokoh industri properti yang terkemuka, sebagai perdana menteri berikutnya.

Keputusan ini mengakhiri tiga bulan kebuntuan politik yang telah menghantui negara ini.

Srettha, yang dicalonkan oleh Partai Pheu Thai yang populer, berhasil meraih suara mayoritas di parlemen bikameral Thailand.

Dalam sidang yang dinanti-nanti, ia berhasil mengumpulkan 482 suara dari total 747, menjadikannya sebagai satu-satunya calon yang terpilih.

Baca Juga: Negara Thailand termasuk sebagai negara yang progresif tentang isu LGBT, tapi masih banyak ketidakadian

Tanggung jawab Srettha sebagai perdana menteri masih menunggu persetujuan dari Raja Maha Vajirilongkorn, langkah terakhir sebelum ia resmi menjabat.

Namun, dalam pidatonya usai terpilih, Srettha sudah berjanji untuk memajukan kesejahteraan rakyat Thailand di seluruh negeri.

"Dengan hormat, saya sangat terhormat telah terpilih sebagai perdana menteri ke-30 Thailand. Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada setiap warga Thailand, partai koalisi, anggota terhormat Dewan Perwakilan Rakyat, dan setiap senator yang telah berpartisipasi dalam pemungutan suara hari ini. Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menjalankan tugas ini tanpa lelah demi meningkatkan kualitas hidup warga Thailand," ucap Srettha.

Srettha bukanlah figur politik yang sudah dikenal sebelumnya.

Baca Juga: Sebabkan momen kontroversial di SEA Games 2023, Asosiasi Sepak Bola Thailand janji akan bertindak

Dalam dunia politik, ia masih tergolong baru.

Ia baru bergabung dengan Partai Pheu Thai pada tahun 2022 dan mendapatkan posisi sebagai salah satu dari tiga calon perdana menteri partai tersebut menjelang pemilihan pada bulan Mei.

Namun, hasil pemilihan menunjukkan arah yang berbeda.

Partai progresif populer, Move Forward, berhasil meraih kemenangan dalam pemilu tersebut.