JAKARTA INSIDER - Anies Baswedan bakal Capres Partai NasDem di Pilpres 2024, menyebut sedang berhadapan dengan kekuatan besar, dan memegang kendali.
Di samping itu, Anies Baswedan juga mengaku, merasa heran mengenai hasil survei, jika saat ini ia masuk dengan peringkat nomor 3, dan buat apalagi dijegal.
Dalam pidato Anies Baswedan, seolah memposisikan bahwa ia sedang dijegal atau dizholimi, menjadi perhatian pakar komunikasi Politik, Hendri Satrio.
Baca Juga: 10 Ciri kamar yang sudah dihuni oleh makhluk halus alias jin, waspadalah
Hendri Satrio memberikan catatan, saat hasil survei masuk peringkat ketiga, namun dalam sejarahnya Anies Baswedan pernah menyalip peringkat satu dan peringkat kedua waktu di Jakarta. Dan akhirnya bisa memenangkan kontestasi.
Catatan yang kedua pun, ia ungkapkan mengenai hasil yang dikeluarkan oleh salah satu media nasional cetak litbangnya, tentang hasil elektabilitas, itu tercatat yang jarang sekali dikemukakan adalah tentang Swing Voters.
“Nah, Swing Voters ini untuk peringkat satu peringkat dua, artinya pak Ganjar atau pak Prabowo itu tinggi sekali, sementara Swing Voters mas Anies Baswedan kecil sekali,” kata Hendri Satrio. Sebagaimana dikutip dari kanal youtube metrotv, Minggu (21/5/2023).
Swing Voters merupakan, sekelompok masyarakat yang pilihannya yang pilihannya masih bisa berubah, mereka masih bisa mengganti pilihan dari tadinya Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto, atau bisa jadi Anies Baswedan.
Dan besarnya Swing Voters inilah, yang pada akhirnya ditakutkan oleh para pendukung dikelompok yang mendapatkan peringkat satu dan peringkat dua.
“Artinya pendukungnya mas Ganjar atau pak Prabowo ini ketakutan Swing Voters, atau masyarakat pemilik suara masih bisa berubah, makanya relevan itu ada kelompok-kelompok atau penguasa yang khawatir sekali Anies Baswedan, akan menang, karena memang pendukungnya semakin hari semakin banyak,” tambahnya.
Baca Juga: RUU Perampasan Aset masih tarik ulur, apakah masih bisa rampung sebelum pergantian Presiden?
Menurut Hendri, bahwa dalam sebuah perjalanan negara di manapun yang menganut asas demokrasi, bila pemimpinnya sudah dua periode, maka yang dicari adalah angin perubahan.
Karena pada saat periode Jokowi pun juga melakukan hal yang sama, saat kampanye yang dikomunikasikan, yang dijual yang dipromosikan oleh Jokowi, adalah sebuah perubahan yang berbeda, baik pada masa SBY maupun Megawati.
Hendri pun, lantas mencontohkan pada saat pemihan Presiden di Amerikan Serikat, Barack Obama yang mengalahkan George Bush Junior di mana tematiknya adalah sama yakni perubahan.
Artikel Terkait
NasDem tuding politisasi hukum pemerintahan Jokowi, PDIP: Kami siap buka fakta soal Jaksa Agung di masa mereka
Pertemuan Prabowo dan Gibran di Solo disinggung ada kerjasama, PDI-P: Mas Walikota punya gaya politik milenial
Resmi! Jokowi tunjuk Mahfud MD gantikan Johnny G Plate sebagai PLT Menkominfo, Netizen: Saatnya bersih-bersih
Kejaksaan Agung dinilai berani usai ungkap kasus korupsi BTS oleh Johnny G Plate, Netizen: NasDem juara baru
RUU Perampasan Aset masih tarik ulur, apakah masih bisa rampung sebelum pergantian Presiden?