JAKARTA INSIDER- Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad mengimbau warga negara Indonesia (WNI) yang kini terjebak di wilayah konflik Israel-Iran untuk tetap tenang, pada Kamis, 26 Juni 2025.
Sebelumnya diketahui, sebanyak 11 WNI telah tiba di Tanah Air setelah evakuasi gelombang pertama dari Iran.
Total, 97 WNI dievakuasi gelombang pertama dari Iran melalui jalur darat ke Baku, Azerbaijan.
Terkini, Dasco mengklaim Pemerintah RI kini tengah menyiapkan langkah terbaik dalam menyelamatkan WNI.
"Kami mengimbau kepada warga negara Indonesia untuk tetap tenang, pemerintah terus berkomunikasi dan meng-update kabar WNI di Iran dan akan terus melakukan evakuasi secara bertahap," kata Dasco di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, pada Kamis, 26 Juni 2025.
Dasco juga menuturkan, pimpinan DPR hingga Komisi I DPR akan terus menjalin komunikasi dengan pemerintah perihal keadaan WNI di Iran.
Baca Juga: Bakamla RI diwakili oleh Laksamana Bambang Trijanto berhasil menjemput 3 ABK yang ditangkap Malaysia
"DPR dalam hal ini, pimpinan DPR dan Komisi I akan terus berkomunikasi dengan pemerintah memonitor keadaan," terangnya.
Ketua Harian Partai Gerindra itu kemudian menegaskan, DPR telah meminta Kementerian Luar Negeri (Kemlu) hingga Kedutaan Besar (Kedubes) Iran untuk membuat hotline atau menjembatani komunikasi pemerintah dengan WNI yang berada di lokasi konflik.
"Dan meminta kepada Kementerian Luar Negeri dalam hal ini juga Kedutaan Besar Iran untuk mengupayakan adanya hotline agar komunikasi warga negara kita di Iran bisa terpantau dengan baik demikian," tutup Dasco.***
Artikel Terkait
Donald Trump dianggap sebagai Islamofobia usai mencemooh Politikus Muslim Zohran Mamdani yang maju menjadi Calon Wali Kota New York
Umat Muslim wajib catat! Ini 10 Amalan di Awal Tahun Baru Islam di Bulan Muharram
5 Kemuliaan Bulan Muharram dalam Islam: Bulan Suci Penuh Keberkahan untuk Umat Muslim
Bakamla RI diwakili oleh Laksamana Bambang Trijanto berhasil menjemput 3 ABK yang ditangkap Malaysia
Presiden RI Prabowo Subianto pangkas Jalur Logistik yang menarifkan biaya tinggi, sebut ingin menghasilkan energi yang lebih efisien