Prancis akui Palestina sebagai Negara, PM Israel Benjamin Netanyahu geram dan sebut Presiden Macron melakukan kesalahan besar

photo author
- Selasa, 15 April 2025 | 10:11 WIB
Prancis akui Palestina sebagai Negara, PM Israel Benjamin Netanyahu geram dan sebut Presiden Macron melakukan kesalahan besar
Prancis akui Palestina sebagai Negara, PM Israel Benjamin Netanyahu geram dan sebut Presiden Macron melakukan kesalahan besar

JAKARTA INSIDER - Prancis akan mengakui Palestina sebagai negara berdaulat, hal ini telah disebutkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Presiden Emmanuel Macron telah menyebutkan bahwasanya Prancis mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.

Hal ini kemudian membuat PM Israel Benjamin Netanyahu geram atas keputusan dan kebijakan dari Prancis yang mengakui Palestina sebagai sebuah negara.

Baca Juga: Ingin menikah atau menjalin asmara dengan Pria Azerbaijan? Yuk kenali dulu sifatnya!

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengecam keras Presiden Prancis Emmanuel Macron atas rencananya untuk memberikan pengakuan bagi negara Palestina. Netanyahu menyebut Macron "salah besar" dengan rencana tersebut.

"Presiden Macron salah besar dalam terus mempromosikan gagasan negara Palestina di jantung tanah kami -- sebuah negara yang aspirasi satu-satunya adalah menghancurkan Israel," kata Netanyahu.

Baca Juga: Usai gugur dalam pertempuran udara, Pilot Jet Tempur F16 Ukraina Pavlo Ivanov mendapat gelar Pahlawan

Netanyahu menanggapi pernyataan Macron pekan lalu, ketika sang Presiden Prancis mengatakan negaranya dapat mengakui negara Palestina dalam beberapa bulan ke depan.

"Sampai hari ini, tidak ada satu pun tokoh dalam Hamas atau Otoritas Palestina yang mengutuk kengerian pembantaian terburuk terhadap orang Yahudi sejak Holocaust," ucapnya merujuk pada serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang Gaza.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayatul Nissa Rahmadani

Sumber: Reuters

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X