45.000 warga Ukraina Selatan kehilangan akses listrik akibat Rusia, Menlu Andriy Sybiha sebut militer Putin menyerang lokasi energi lebih dari sekali

photo author
- Rabu, 2 April 2025 | 18:24 WIB
45.000 warga Ukraina Selatan kehilangan akses listrik akibat Rusia, Menlu Andriy Sybiga sebut militer Putin menyerang lokasi energi lebih dari sekali
45.000 warga Ukraina Selatan kehilangan akses listrik akibat Rusia, Menlu Andriy Sybiga sebut militer Putin menyerang lokasi energi lebih dari sekali

JAKARTA INSIDER - Kini, sebanyak 45.000 warga Ukraina tak mendapatkan akses energi usai pasukan Ukraina Selatan enggan melakukan gencatan senjata.

Akibat serangan dari Rusia, sebanyak 45.000 warga Ukraina Selatan kini kehilangan akses listrik dan kesusahan untuk sekedar mendapatkan penerangan ketika malam hari.

Sekitar 45.000 warga Ukraina Selatan kehilangan akses listrik akibat serangan yang dilakukan oleh militer Rusia ke wilayah Ukraina Selatan.

Baca Juga: Wahana Air terbesar di Maros jadi destinasi favorit saat libur Lebaran!

Susahnya mendapat akses listrik ini karena serangan Rusia yang menargetkan situs energi di Ukraina.

Menteri Luar Negeri Ukraina Andriy Sybiga mengatakan Rusia berulang kali menyerang lokasi energi negara mereka setelah menolak usulan gabungan AS-Ukraina untuk gencatan senjata tanpa syarat dan penuh.

Sebelumnya, Rusia telah melancarkan serangan udara sistematis terhadap pembangkit listrik dan jaringan listrik Ukraina sejak menginvasi pada Februari 2022.

Baca Juga: Ikuti jejak Amerika Serikat, Jerman menerapkan kebijakan Anti Islam dan lakukandeportasi massal untuk para Aktivis Pro Palestina

Moskow juga menuduh Kyiv menyerang lokasi energi Rusia dan pada Selasa (1/4) dengan mengatakan telah terjadi serangan baru di wilayah Rusia Belgorod dan wilayah Ukraina yang sebagian dikuasai Moskow di Zaporizhzhia.

Pada awal pertemuan dengan pejabat keamanan tinggi di hari yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta Menteri Pertahanan Rusia Andrei Belousov memberi kabar terbaru tentang "perjanjian dipenuhi terkait dengan berakhirnya serangan bersama terhadap sistem energi antara Rusia dan Ukraina."

Baca Juga: Gunung Berapi di Islandia meletus, warga diminta waspada

Sybiga dari Ukraina juga mengatakan Kyiv dan Washington sedang mengadakan pembicaraan baru tentang perjanjian mineral yang akan memberi AS akses ke sumber daya alam Ukraina sebagai imbalan atas lebih banyak dukungan.

Kedua negara telah berencana menandatangani kesepakatan pada Februari 2025 untuk mengekstraksi mineral Ukraina yang penting secara strategis, sampai bentrokan spektakuler yang disiarkan televisi antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menggagalkan perjanjian tersebut.

Trump pada Minggu (30/3) memperingatkan Zelensky bahwa dia akan memiliki "masalah besar" jika Kyiv menolak proposal AS terbaru, yang rinciannya belum dipublikasikan oleh kedua belah pihak.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayatul Nissa Rahmadani

Sumber: AFP

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X