JAKARTA INSIDER - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), hadir dalam peresmian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-IV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Dalam kesempatan ini, Presiden mengingatkan semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kelangkaan pangan yang menjadi dampak dari perubahan iklim global dan krisis geopolitik dunia.
Presiden Jokowi mengungkapkan keprihatinannya terkait dengan ancaman kelangkaan pangan yang disebabkan oleh faktor-faktor eksternal, seperti perubahan iklim yang mengakibatkan kekeringan dan gagal panen.
Baca Juga: Kaesang Pangarep kunjungi Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), minta dukungan untuk PSI
Selain itu, dia juga menyoroti krisis geopolitik dunia yang disebabkan oleh konflik antara Rusia dan Ukraina. Konflik tersebut telah mengganggu pasokan gandum, yang merupakan bahan pangan pokok di banyak negara.
"Kenaikan suhu bumi, kekeringan di mana-mana, kemarau panjang, sehingga menyebabkan gagal tanam, menyebabkan gagal panen. Dan super El Nino yang ada di tujuh provinsi di negara kita juga mempengaruhi pasokan pangan pada rakyat kita Indonesia. Plus ditambah yang kedua, yang pertama ancaman perubahan iklim, yang kedua juga yang berkaitan dengan geopolitik dunia, yang juga berpengaruh pada pasokan pangan," ungkap Presiden.
Dalam konteks ini, Presiden Jokowi menekankan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina, yang merupakan dua negara penghasil gandum terbesar di dunia, telah berdampak signifikan.
Baca Juga: PSI dan Relawan Arus Bawah Jokowi (ABJ) bersatu, siap menangkan Pemilu 2024
Sebanyak 207 juta ton gandum tidak bisa diekspor karena alasan keamanan, menyebabkan kelangkaan pangan yang nyata di berbagai belahan dunia.
Presiden Jokowi juga mengungkapkan bahwa 22 negara, termasuk beberapa negara seperti Uganda, Rusia, India, Bangladesh, Pakistan, dan Myanmar, telah menghentikan ekspor pangan untuk mengamankan pasokan di dalam negeri mereka.
Hal ini mengakibatkan lonjakan harga bahan pangan yang dapat mempengaruhi ketersediaan makanan bagi masyarakat.
Baca Juga: Kembali dapat tugas, kini Jokowi tunjuk Luhut sebagai penanggung jawab KTT Forum Negara Kepulauan
Untuk mengatasi tantangan ini, Presiden menekankan perlunya memiliki visi taktis yang merinci rencana kerja dalam jangka waktu lima hingga sepuluh tahun ke depan terkait program kedaulatan pangan.
Kedaulatan pangan menjadi sangat penting mengingat pertumbuhan penduduk yang terus bertambah.
Artikel Terkait
Presiden Jokowi uji coba Kereta Cepat Jakarta Bandung bersama Raffi Ahmad dan Gading Marten
Presiden Jokowi resmikan Bursa Karbon Indonesia: Kontribusi Indonesia dalam perang melawan perubahan iklim
Kembali dapat tugas, kini Jokowi tunjuk Luhut sebagai penanggung jawab KTT Forum Negara Kepulauan
PSI dan Relawan Arus Bawah Jokowi (ABJ) bersatu, siap menangkan Pemilu 2024
Kaesang Pangarep kunjungi Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), minta dukungan untuk PSI