Perkembangan
Pada tanggal 20 November, Departemen Meteorologi India (IMD) mulai melacak sirkulasi udara atas di Selat Malaka.
Pada tanggal 22 November, daerah bertekanan rendah terbentuk sebagai akibat dari sirkulasi tersebut. Pada tanggal 25 November, daerah bertekanan rendah tersebut menguat menjadi badai depresi saat bergerak ke arah barat.
Pusat Peringatan Topan Bersama (JTWC) juga mengeluarkan peringatan pembentukan siklon tropis dan menetapkan sistem tersebut sebagai Siklon Tropis 04B karena menunjukkan daerah sirkulasi tingkat rendah yang sebagian terbuka tetapi terdefinisi dengan baik.
Baca Juga: 8 makanan yang harus dihindari bagi orang yang bermasalah dengan lambung
Kemudian pada hari itu, depresi tersebut menguat menjadi depresi yang dalam saat konveksi berkembang dan bertahan.
Namun, perkembangan lebih lanjut terbatas karena kedekatannya dengan daratan. Sistem tersebut mendarat di Sumatra timur laut menjelang tengah malam dan mulai memburuk karena meningkatnya geseran angin.
Pada awal tanggal 26 November, IMD menamai sistem tersebut Siklon Senyar. Sistem ini bergerak di sepanjang pantai Sumatra dan melemah, dengan pusat sirkulasi tingkat rendah yang kecil.
Baca Juga: Tanda tsunami? Muncul fenomena air laut kering di Kaimana Papua, ribuan ikan mati tergeletak
Siklon Tropis 95B tersebut mengalami intensifikasi dan resmi berstatus sebagai Siklon Tropis Senyar yang saat ini terpantau berada di perairan Selat Malaka, bagian Timur Aceh.
Siklon Senyar saat ini memiliki pusat di 5 derajat LU dan 98 derajat BT dengan tekanan udara minimum di pusat mencapai 998 hPa. Siklon tropis ini memiliki kecepatan angin maksimum mencapai 43 knot atau sekitar 80 km/jam.
Sejak 6 jam terakhir, siklon Senyar saat ini bergerak ke arah barat menuju wilayah daratan Aceh dengan kecepatan sekitar 10 km/jam dan memicu pertumbuhan awan konvektif di sekitarnya.
Baca Juga: Dinilai problematik, ini 6 masalah yang ditemukan Menkeu Purbaya Yudhi di Bea Cukai Indonesia
Pada 27 November, Senyar melemah menjadi badai depresi dan bergerak ke arah timur.
Kemudian melemah lagi menjadi depresi setelah muncul kembali di Selat Malaka pada hari yang sama.
IMD kemudian mengeluarkan nasihat terakhirnya pada sistem tersebut saat melemah menjadi daerah bertekanan rendah.