nasional

Mengenal Siklon Tropis Senyar yang Memporakporandakan Bagian Barat Sumatera, Semenanjung Malaysia dan Thailand Selatan

Selasa, 9 Desember 2025 | 14:22 WIB
Peta yang menunjukkan jalur perjalanan siklon Senyar yang menerjang bagian barat pulau Sumatera, semenanjung Malaysia dan Thailand selatan. (Wikipedia)

JAKARTA INSIDER - Siklon Tropis Senyar adalah sebuah siklon tropis langka dan mematikan yang menerjang Semenanjung Malaysia, Thailand Selatan, dan Sumatra, Indonesia pada bulan November 2025.

Siklon tropis ini memiliki kecepatan angin maksimum mencapai 49 mph (80 km/jam) dan membawa hujan deras serta banjir bandang ke Semenanjung Malaysia, Thailand, dan Sumatra, Indonesia.

Siklon tropis tersebut terbentuk akibat tekanan rendah pada 22 November, daerah tekanan rendah tersebut menguat menjadi depresi ketika bergerak ke arah barat.

Baca Juga: 7 ciri orang iri dengki akut dan tak bahagia, salah satunya kerjanya menghasut

Kemudian badai depresi tersebut menguat menjadi depresi yang dalam karena konveksi berkembang dan bertahan.

Namun, perkembangan lebih lanjut terbatas karena kedekatannya dengan daratan. Sistem tersebut mendarat di Sumatra timur laut menjelang tengah malam dan mulai memburuk karena meningkatnya geseran angin.

Ini adalah siklon tropis kedua yang terdokumentasikan di Selat Malaka setelah Badai Tropis Vamei pada tahun 2001

Baca Juga: 10 penyakit yang bisa disembuhkan dengan bawang putih, yuk simak

Siklon tropis Senyar menimbulkan angin kencang, tanah longsor, dan banjir bandang menewaskan setidaknya 1.261 orang pada ketiga negara.

Indonesia terdampak sangat parah, dengan 961 korban jiwa, lebih dari 5.000 korban luka, dan 293 korban hilang dilaporkan di Sumatra (389 korban jiwa di Aceh, 338 di Sumatera Utara, 234 di Sumatera Barat).

Thailand sendiri melaporkan 297 korban jiwa di 10 provinsi, termasuk 229 di Provinsi Songkhla.

Baca Juga: 6 cara hidup sehat ala Rasulullah, yuk disimak apa saja

Sisa-sisa badai Senyar bergerak melintasi Malaysia dan muncul kembali di Laut Cina Selatan pada 28 November, setelah itu Badan Meteorologi Jepang mulai melacaknya.

Pusat Peringatan Topan Bersama juga melanjutkan peringatan, menyatakan bahwa badai tersebut telah bergerak ke cekungan Pasifik Barat dan beregenerasi.

Halaman:

Tags

Terkini