Persepsi dan perspektif netizen dapat menjadikan komen sebuah konten terlepas dari konteks.
Sehingga jangan heran jika sebuah komen terlepas dari konten dan konteks sebuah informasi. Pada akhirnya yang terjadi adalah, jempol ( komen netizen) lebih tajam daripada guillotine.
Terkait bagaimana sebuah berita menjadi trending topic, Putut melihat hal itu dipengaruhi oleh isu yang diangkat.
Berita boleh sama, yang membedakan adalah isu dan bentuk penyajian yang oleh Putut disebut dengan istilah bahasa.
Sedangkan isu akan dikemas dengan judul yang memancing persepsi dan interpretasi dari perspektif orang yang melihat atau membacanya.
“Polri memiliki semuanya, SDM, jaringan, teknologi, hingga finansial.
Itu semua modal untuk membuat konten sesuai konteks, dan terakhir dikomunikasikan lewat medsos yang ada seperti Youtube, Facebook, Instagram, TikTok, Podcast, dan sebagainya, semuanya untuk menciptakan tone positif Polri,” tutup Putut Prabantoro. ***
Artikel Terkait
iPhone 17 Resmi Tersedia di Indonesia, Ini Daftar Harga Lengkapnya
Setahun Kabinet Merah Putih: Transformasi Pariwisata Dorong Pertumbuhan
9 Manfaat Buah Naga untuk Kesehatan Kulit: Rahasia Alami Kulit Cerah dan Sehat
Gunung Ararat, Tempat Kapal Nabi Nuh Berlabuh? Ini Sejarah dan Faktanya
9 Fakta Mengejutkan Gunung Ararat, Puncak Tertinggi Turki yang Menyimpan Misteri Nabi Nuh!