Ia menyoroti munculnya isu miring tentang praktik “komisi sana-sini” yang dinilai bisa mencederai tujuan program.
"Isu seperti itu harus dibersihkan. Jangan sampai ada oknum ‘tukang olah proyek’ yang merusak program unggulan Presiden," tegasnya.
Sulis menegaskan, Presiden Prabowo sudah menggagas program yang baik, visioner, dan berdampak luas.
Tantangannya kini, kata dia, memastikan para pelaksana di lapangan memiliki integritas dan semangat yang sama.
"Presiden sudah kasih arah besar. Sekarang tinggal bagaimana pelaksananya tidak mengubah arah menjadi proyek pribadi," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Jaringan Pemred Promedia Sunardi Panjaitan menilai kritik semacam ini wajar dan konstruktif.
Menurutnya, sejumlah daerah masih menunjukkan pola pengadaan bahan pangan yang terlalu tersentralisasi pada pemasok besar.
“Idealnya, produsen lokal harus dilibatkan lebih luas agar manfaat ekonomi benar-benar dirasakan masyarakat daerah,” kata Sunardi.
BGN sendiri menegaskan bahwa proporsi bahan pangan lokal, termasuk susu segar dan produk pertanian desa, terus ditingkatkan dalam pelaksanaan MBG.
Program ini diharapkan menjadi fondasi kuat untuk gizi nasional sekaligus pertumbuhan ekonomi rakyat yang berkeadilan.***
Artikel Terkait
Skandal Narkoba Ammar Zoni di Rutan, DPR Geram: Pengawasan Lapas Bobrok!
Sikap Tegas Menkeu Purbaya di Tengah Wacana Amnesti Pajak Jilid III
Tiba di Mesir, Presiden RI Prabowo Subianto Akan Hadiri Penandatanganan Perjanjian Penghentian Perang dan Genosida di Gaza
Pabrik Nikel Terbakar, IMIP Didesak Benahi Standar Keselamatan
Erupsi Marapi Kembali Terjadi, Abu Vulkanik Menyelimuti Batu Palano