JAKARTA INSIDER - Perselisihan tengah terjadi antara pengelola dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) Kalibata dan pihak Yayasan Mitra Berkat Nusantara (MBN), yang berperan sebagai pengelola lapangan program tersebut.
Masalah bermula dari tudingan bahwa Yayasan MBN tidak menyalurkan dana pembayaran dari Badan Gizi Nasional (BGN) kepada pihak dapur.
Ira Mesra, pengelola dapur MBG Kalibata, menyebut adanya tunggakan pembayaran yang menyebabkan kerugian hampir mencapai Rp1 miliar, tepatnya Rp975.375.000.
Baca Juga: Hoaks: Tautan pendaftaran CPNS 2025 di Kementerian Pariwisata
Selain tunggakan, Ira juga mengeluhkan adanya praktik pemangkasan anggaran tiap porsi makanan yang dinilai menyimpang dari kontrak awal.
Menurut Danna Harly, kuasa hukum dapur MBG Kalibata, kontrak awal antara Ira dan Yayasan MBN menetapkan harga satuan makanan sebesar Rp15.000 untuk semua jenjang pendidikan.
Namun, saat program berjalan, Yayasan MBN secara sepihak menurunkan harga menjadi Rp13.000 per porsi untuk kategori PAUD, TK, dan SD kelas 1-3, dan mempertahankan harga Rp15.000 untuk kelas 4-6.
Baca Juga: Pemerhati soroti penyebab maraknya perempuan jadi korban Pinjol
Tak berhenti di situ, harga yang sudah diturunkan tersebut kemudian dipotong lagi sebesar Rp2.500 per porsi, sehingga pihak dapur hanya menerima Rp10.500 untuk setiap sajian.
Menanggapi tudingan tersebut, Timoty Ezra Simanjuntak, kuasa hukum Yayasan MBN, membantah adanya pelanggaran kontrak.
Dalam konferensi pers pada 25 April 2025, Ezra menjelaskan bahwa semua rincian harga sudah tercantum di dalam kontrak yang disepakati kedua pihak.
Baca Juga: LG batal investasi proyek baterai RI, Pengamat ekonomi: Dampaknya bisa goyang harga pangan
Ezra juga mengakui bahwa perbedaan antara dokumen kontrak dan pelaksanaan di lapangan memang bisa terjadi, namun ia menegaskan bahwa solusi tengah sedang diupayakan.
"Kita tetap berpegang pada kontrak sebagai dasar. Soal angka, sedang kami cocokan dengan data pendukung di lapangan," ujar Ezra.
Saat ini, kedua pihak masih mencari titik temu untuk menyelesaikan sengketa, sementara aktivitas dapur MBG Kalibata dikabarkan terdampak akibat ketidakpastian pembayaran.***
Artikel Terkait
Kisah pilu di balik rekayasa penculikan anak di Cinere, kerinduan berujung pembohongan publik
Promedia Teknologi Indonesia akan menggelar event roadshow di Kota Serang, ajak Mahasiswa mengenal dunia Content Creator
Menteri PPN sebut MBG lebih penting dari lapangan kerja, Pengamat ekonomi: Logikanya keliru!
Faktor-faktor yang membuat perempuan rentan menjadi korban kekerasan
Hoaks: Tautan pendaftaran CPNS 2025 di Kementerian Pariwisata