JAKARTA INSIDER - K9 INASAR 1, sebuah tim pencarian dan penyelamatan yang terdiri dari anjing-anjing terlatih, baru saja sukses menemukan korban yang tertimbun reruntuhan akibat bencana gempa yang melanda Myanmar pada 2025.
Tim yang dipimpin oleh petugas dari Indonesia ini terlibat dalam operasi kemanusiaan yang dilaksanakan oleh berbagai lembaga internasional untuk memberikan bantuan pasca-gempa.
Dikutip dari laman www.tribratanews.polri.go.id Gempa yang terjadi di wilayah Myanmar menyebabkan kerusakan yang cukup parah, dengan ribuan rumah dan bangunan hancur.
Baca Juga: Generasi Muda dan Pengangguran: Apakah pendidikan 9 tahun sudah cukup?
Ratusan orang dilaporkan hilang, dan pencarian korban di bawah puing-puing bangunan menjadi prioritas utama.
Dalam kondisi yang sangat menantang, K9 INASAR 1 berperan vital dalam menemukan korban yang terperangkap.
Melalui latihan dan keahlian tinggi, anjing-anjing terlatih dalam tim K9 INASAR 1 mampu mendeteksi keberadaan korban yang terperangkap dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan metode pencarian manual.
Baca Juga: Pemerintah perlu ciptakan lapangan kerja berbasis teknologi untuk hadapi tantangan masa depan
Keberhasilan tim ini tidak hanya menjadi bukti profesionalisme, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya penggunaan teknologi dan keahlian khusus dalam operasi kemanusiaan di daerah bencana.
K9 INASAR 1 bersama tim penyelamat lainnya bekerja tanpa lelah dalam cuaca yang sulit dan medan yang penuh tantangan, memberikan harapan bagi keluarga-keluarga yang menanti kabar tentang orang-orang terkasih mereka.
Operasi ini mendapat apresiasi internasional, terutama dari pihak Myanmar, yang mengakui pentingnya kolaborasi global dalam menangani bencana kemanusiaan.
Baca Juga: Solusi strategis untuk Pemerintah dan rakyat dalam memberantas pengangguran
Keberhasilan tim ini tidak hanya berfokus pada pencarian korban, tetapi juga menunjukkan solidaritas internasional dalam menghadapi tantangan besar yang ditimbulkan oleh bencana alam.
Semangat gotong royong dan kerja keras menjadi kunci dalam usaha penyelamatan korban yang selamat serta pemulihan pasca bencana.
