Presiden Senegal Bassirou Faye larang potretnya dipajang di kantor Pemerintah

photo author
- Senin, 10 Maret 2025 | 07:45 WIB
Presiden Senegal Bassirou Faye larang potretnya dipajang di kantor pemerintah! Fokus pada pelayanan rakyat, bukan kultus individu. (www.rri.co.id)
Presiden Senegal Bassirou Faye larang potretnya dipajang di kantor pemerintah! Fokus pada pelayanan rakyat, bukan kultus individu. (www.rri.co.id)

JAKARTA INSIDER - Presiden Senegal, Bassirou Faye, mengambil langkah yang jarang dilakukan oleh seorang kepala negara.

Ia secara resmi melarang pemajangan potretnya di kantor-kantor pemerintahan. Keputusan ini bertujuan untuk menegaskan bahwa pemerintahan bukan tentang individu, melainkan tentang pelayanan kepada rakyat.

Dikutip dari laman www.tiktok.com/ZSMV4MAtW Sebagai gantinya, Faye mendorong agar kantor-kantor pemerintahan menampilkan simbol nasional seperti bendera atau lambang negara.

Baca Juga: Skandal Rumah Dinas: KPK resmi tetapkan Tersangka Korupsi!

Menurutnya, ini adalah cara untuk memperkuat semangat nasionalisme dan menegaskan bahwa pemerintahan adalah milik rakyat, bukan seorang pemimpin tertentu.

Kebijakan ini juga dianggap sebagai upaya menghindari kultus individu, di mana pemimpin sering dipuja secara berlebihan.

Langkah ini menuai berbagai respons dari masyarakat. Banyak yang mengapresiasi sikap Presiden Faye, menganggapnya sebagai pemimpin yang rendah hati dan lebih mementingkan kepentingan rakyat dibanding pencitraan pribadi.

Baca Juga: KPK tetapkan Tersangka dalam dugaan korupsi pengadaan Rumah Dinas

Namun, ada juga yang mempertanyakan apakah kebijakan ini hanya bersifat simbolis atau akan benar-benar membawa perubahan dalam sistem pemerintahan.

Bassirou Faye sendiri dikenal sebagai pemimpin dengan pendekatan yang lebih membumi.

Sejak terpilih, ia telah menunjukkan komitmen terhadap reformasi pemerintahan dan kesejahteraan rakyat Senegal.

Baca Juga: Kejagung periksa kasus korupsi minyak mentah, indikasi kerugian Negara menguat

Larangan pemajangan potret ini dianggap sebagai bagian dari visinya untuk menciptakan pemerintahan yang lebih transparan dan inklusif.

Keputusan ini juga menjadi perbincangan di tingkat internasional, mengingat banyak pemimpin dunia yang justru membangun citra diri mereka melalui simbol dan gambar di berbagai instansi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Isti Wahyu Kurnianingsih

Tags

Rekomendasi

Terkini

X