JAKARTA INSIDER - Gorong-gorong Jalan Abdul Muis, Gambir, Jakarta Pusat menjadi saksi penemuan mengerikan pada Kamis, 11 Januari 2024, sore.
Sebuah mayat pria tanpa busana ditemukan dalam kondisi membusuk di dalam gorong-gorong, dengan badan penuh tato dan kepala botak.
Dilansir JakartaInsider.id dari YouTube Kompas TV, menurut PJLP Sudin Gulkarmat Jakarta Pusat, Junaedi, mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang petugas keamanan yang sedang berpatroli di sekitar lokasi.
Bau tak sedap yang tercium oleh petugas keamanan itu akhirnya membawa mereka menemukan keberadaan mayat yang tergeletak di gorong-gorong depan SMKN 1 Jakarta.
Ciri-ciri unik mayat tersebut adalah tubuhnya yang dipenuhi tato dan kepala yang botak.
Meskipun dalam kondisi membusuk, tidak ditemukan bekas luka penganiayaan pada tubuhnya.
Junaedi menjelaskan bahwa kulit mayat yang terkelupas mungkin karena sudah beberapa hari sejak kematian terjadi.
Diperkirakan, korban sudah meninggal selama tiga hari sebelum penemuan mayat tersebut.
Meskipun begitu, belum ada informasi mengenai identitas pria tersebut.
Hingga berita ini ditulis, pihak berwenang masih berusaha untuk mengidentifikasi siapa sebenarnya pria tersebut dan apa yang menjadi penyebab kematian.
Proses evakuasi mayat tersebut tidaklah mudah.
Pihak kepolisian, setelah menerima laporan dari petugas keamanan, segera meminta bantuan kepada Sudin Gulkarmat Jakarta Pusat untuk mengevakuasi mayat dari dalam gorong-gorong.
Artikel Terkait
Diduga tertabrak kereta, mayat perempuan ditemukan di perlintasan kereta api Ciputat, Kota Tangerang Selatan
Setubuhi mayat mantan pacar, Mustakim lampiaskan sakit hati ucapan korban
Penemuan mayat korban mutilasi di Bogor, bagian kepala dan kaki dibuang ke sungai, pelaku kabur ke Jogja
Mayat pelaku penembakan kantor MUI Pusat diotopsi malam ini, polisi sebut Mustofa miliki riwayat sakit jantung
Heboh penemuan mayat dalam karung di kolong Tol Cilincing, dua orang pelaku dibekuk polisi di Tanah Abang
Heboh penemuan mayat dalam karung di Tol Cilincing, polisi sebut satu pembunuhnya residivis, istilah apa itu?