Dirayu uang dan barang berharga, 3000 member Mastertogel jadi korban judi online. Kerugian capai Rp2 miliar

JAKARTA INSIDER - Terdapat kurang lebih 3.000 member atau user jadi korban tindak pidana judi online.

Kerugian yang dialami para korban lebih kurang Rp2 miliar.

Lewat situs Mastertogel, para korban ini tergiur mendapat keuntungan lewat taruhan uang atau barang berharga.

Iming iming ini dijanjikan para pelaku dapat dimenangkan oleh siapa pun secara daring.

Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Jumat, pelaku mengajak para member untuk bermain judi online.

Baca Juga: Resep baru, cara membuat Es Creamy tanpa susu yang enak

"Dengan memberikan bonus apabila para member melakukan deposit dengan harapan para member mau bermain judi online di website judi online tersebut,” kata Ramadhan.

Sebelumnya, penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal Polri menyelidiki kepemilikan apartemen Green Bay Pluit Tower K lantai 16 unit AH di Pluit, Jakarta Utara.

Di apartemen ini polisi menangkap 12 orang pelaku tindak pidana judi dalam jaringan atau online.

"Apartemen tempat mereka ditangkap, saat ini dipasang garis polisi dan akan ditelusuri siapa pemiliknya. Apabila merupakan bagian dari kejahatan akan dijadikan barang bukti oleh penyidik," kata Ramadhan.

Baca Juga: Dinas Bina Marga DKI Jakarta pastikan keamanan JPO Kebayoran Lama. Dibuat tak kaku sehingga mudah goyang

Di lokasi polisi menangkap 12 orang tersangka terdiri dari enam orang laki-laki dan enam orang perempuan berusia antara 19 hingga 32 tahun.

Dalam perkara ini, penyidik menjerat para tersangka dengan UU ITE, UU Transaksi Keuangan dan UU Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

Pasal yang disangkakan, yakni pasal 303 KUHP dan atau pasal 45 ayat (2) juncto pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE dan atau pasal 82 dan 85 Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana, dan atau pasal 3, 4, dan 10 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang TPPU juncto pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dengan ancaman pidana 20 tahun dan atau denda paling banyak Rp10 miliar.