JAKARTA INSIDER - Ferdy Sambo merupakan otak dari dugaan pembunuhan berencana yang terjadi kepada ajudannya sendiri yakni Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Kasus pembunuhan berencana ini terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks perumahan Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Untuk menutupi kejahatannya tersebut, Ferdy Sambo sampai harus membuat skenario seolah-olah terjadinya tembak menembak antara Bharada Richard Eliezer dengan Brigadir Joshua.
Baca Juga: Pemain Real Madrid Vinicius Junior kembali mendapat perlakuan rasis dari suporter Atletico Madrid.
Untuk memuluskan langkah dari skenario yang telah disusun tersebut, Ferdy Sambo meminta bantuan kepada rekan-rekannya untuk memusnahkan beberapa barang bukti.
Barang bukti yang paling kuat dan sangat vital yakni CCTV di perintahkan oleh Ferdy Sambo kepada rekan-rekannya untuk dimusnahkan.
Tentunya perintah dari Ferdy Sambo tersebut langsung dilaksanakan oleh rekan-rekannya tersebut.
Baca Juga: Vinicius Junior mendapatkan dukungan dari Real Madrid dan suporternya untuk melawan tindakan rasis
Namun usaha yang telah dilakukan oleh Ferdy Sambo untuk menghilangkan jejak harus sirna setelah Bharda Richard Eliezer memilih untuk jujur dibangku persidangan.
Berkat kejujuran dari Bharada Richard Eliezer, kasus kematian yang dialami oleh Brigadir Joshua akhirnya menemui titik terang.
Kasus yang awalnya diberitakan terjadinya tembak-menembak langsung berubah menjadi pembunuhan berencana yang diketahui otak dari pembunuhan tersebut adalah Ferdy Sambo.
Kasus pembunuhan tersebut harus menyeret puluhan anggota kepolisian yang sebelumnya tidak tahu apa apa, harus ditetapkan ikut terlibat dalam kasus pembunuhan berencana ini.
Mereka yang hanya mengikuti perintah dan skenario yang dibuat oleh Ferdy Sambo harus terkena imbas dari kasus ini.