hukum-kriminal

Mahfud MD ungkap fakta mengerikan tragedi Kanjuruan: Terinjak-injak, mati

Jumat, 14 Oktober 2022 | 18:36 WIB
Mahfud MD menemukan fakta mengerikan dari jatuhnya ratusan korban saat tragedi Kanjuruhan. (Instagram @mohmahfudmd)

JAKARTA INSIDER - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengungkap fakta mengerikan dari tragedi Kanjuruan, Malang, Jawa Timur.

Fakta terbaru, Mahfud MD mengatakan bahwa kronologi jatuhnya ratusan korban di Kanjuruhan itu ternyata lebih mengerikan dari video-video yang beredar.

"Fakta yang kami temukan, korban yang jatuh itu, proses jatuhnya korban itu jauh lebih mengerikan dari yang beredar di televisi maupun di medsos," kata Mahfud MD dalam konferensi persnya di Istana Merdeka, Jakarta pada Jumat (14/10/2022).

Baca Juga: Kapolda Jatim kena kasus narkoba, Sertijab Teddy Minahasa terancam batal

Mahfud MD pun memaparkan, ada korban yang tewas karena terinjak-injak oleh ribuan orang yang menyerbu keluar dari stadion Kanjuruhan.

"Ada yang saling gandengan untuk keluar bersama; yang satu bisa keluar, yang satu tertinggal. Yang di luar (stadion) balik lagi untuk menolong temannya, terinjak-injak, mati," kata Mahfud.

Bahkan menurut Mahfud, lantaran desak-desakanlah yang membuat banyak korban berjatuhan karena kehabisan napas saat kejadian.

Baca Juga: Fakta tragedi Kanjuruhan Terungkap! Mahfud MD: Jauh lebih mengerikan dari video yang beredar

Meskipun dalam kejadian tersebut ada yang hendak membantu memberikan napas buatan, tetapi nahas karena gas air mata semakin menyebar di seluruh area stadion Kanjuruhan.

"Kemudian yang mati dan cacat serta sekarang kritis, dipastikan itu terjadi karena desak-desakan setelah ada gas air mata yang disemprotkan. Itu penyebabnya," jelas Mahfud.

Lebih lanjut, Mahfud menegaskan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang meneliti kandungan zat kimia yang ada di dalam gas air mata.

Baca Juga: Kapolri bertindak tegas, Ir Teddy Minahasa telah ditahan dan terancam dipecat

Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberbahayaan gas air mata yang digunakan.

"Tetapi apapun hasil pemeriksaan dari BRIN, itu tidak bisa mengurai kesimpulan bahwa kematian massal itu terutama disebabkan oleh gas air mata," jelasnya.***

Tags

Terkini