hukum-kriminal

Pergolakan Negara Islam Indonesia yang diduga memiliki kaitan dengan Ponpes Al Zaytun

Kamis, 3 Agustus 2023 | 12:00 WIB
Kenali perjalanan gerakan Negara Islam Indonesia (NII) atau Darul Islam (DI) yang bermula dari perlawanan milisi Muslim di Indonesia (Wikimedia)

JAKARTA INSIDER - Negara Islam Indonesia (NII) atau juga dikenal sebagai Darul Islam (DI) adalah sebuah gerakan pemberontak di Indonesia yang bercita-cita untuk membentuk negara Islam di Indonesia.

Gerakan ini dimulai pada 7 Agustus 1949 oleh sekelompok milisi Muslim yang dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampang, Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.

NII mengakui syariat Islam sebagai sumber hukum yang sah dan berusaha menjadikan Indonesia sebagai negara teokrasi dengan agama Islam sebagai dasar negara.

Baca Juga: Fakta baru Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Polisi dan PPATK usut transaksi mencurigakan 256 rekening Panji Gumilang

Namun, gerakan ini telah menghasilkan pecahan dan cabang-cabang yang meliputi kelompok kekerasan seperti Jemaah Islamiyah dan kelompok agama non-kekerasan.

Pergerakan ini menyebar ke berbagai wilayah, khususnya di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Aceh, dan Kalimantan Selatan.

Selama 13 tahun pemberontakan berlangsung, dampaknya sangat merugikan masyarakat dengan menghambat pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan ribuan orang menjadi korban, baik warga sipil maupun anggota keamanan.

Baca Juga: Pasca Panji Gumilang ditahan, Menko Polhukam Mahfud MD pastikan pendidikan di Ponpes Al Zaytun tetap berjalan

Pada akhirnya, pemimpin NII, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo ditangkap dan dieksekusi pada tahun 1962.

Meskipun pemimpinnya telah ditangkap, gerakan ini tetap eksis secara diam-diam dan dinyatakan sebagai organisasi ilegal oleh pemerintah Indonesia.

Pemberontakan DI/TII juga terjadi di berbagai wilayah, termasuk Aceh, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Terungkap! Bareskrim Polri sebut SMK Al Zaytun tak terdaftar, hasil koordinasi dengan Kemendikbudristek

Daud Beureu'eh memimpin pemberontakan di Aceh, sementara Ibnu Hadjar memimpin gerakan di Kalimantan Selatan, dan Amir Fatah di Jawa Tengah. Di Sulawesi Selatan, gerakan dipimpin oleh Kahar Muzakkar.

Pemerintah Indonesia akhirnya berhasil mengatasi pemberontakan dan menumpas gerakan DI/TII di berbagai wilayah.

Halaman:

Tags

Terkini