"Jadi mereka kurang setuju kegiatan kebudayaan dilakukan di masjid. Temen-temen itu pada saat aksi kita sekat, mereka orasi sampe jam 10 dan kita beri penjelasan. Alhamdulillah situasi kondusif. Mereka kemudian pulang dan kegiatan kabuyutan selesai 1 jam, jam 9 malam udah beres," jelasnya.
Baca Juga: New Honda Genio, sentuhan warna dan stripe baru untuk gaya hidup kekinian
Perihal kegiatan ritual yang dianggap menyimpang oleh warga, Kapolsek Sukasari mengatakan bukan kewenangannya menyimpulkan.
“ Kami hanya menjaga kondusifitas dan alhamdulilah (kondusif) saat malam satu suro itu. Soal aliran itu tidak bisa mengatakan apapun karena domainnya bukan kepolisian,” kata Darmawan.
Adapun Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kepada awak media menjelaskan bahwa saat ini kasus ritual keagamaan di Gegerkalong yang diduga Syiah itu sedang diselidiki oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Melansir akun Instagram @fakta_bandung, Kabuyutan diartikan sebagai tempat ritual untuk kegiataan religius. Sementara menurut NU Online, Kabuyutan adalah sebuah tempat yang mempunyai sebuah pantangan yang harus rakyat ikuti dan taati.
"Saat itu Kabuyutan sedang melaksanakan hari Asyura terhadap kelompok Syiah. Petugas kepolisian melakukan penjagaan sehingga tidak terjadi hal yang diinginkan,” tulis akun @fakta_bandung.***