JAKARTA INSIDER - Tukang parkir di area parkir depan Family Mart, yang terletak di seberang Senayan City, telah memicu kontroversi dengan memaksakan tarif parkir yang sangat mahal, yakni sebesar Rp10.000 untuk satu motor.
Meskipun waktu parkir hanya sebentar, mereka bersikeras mengenakan tarif yang tidak masuk akal.
Sikap mereka yang arogan dan tidak mengindahkan keluhan pengunjung telah menimbulkan kecaman dari masyarakat.
Baca Juga: Dugaan Modus Operandi Korupsi di Antam: Mengubah HS Code dan Peran HRTA
Salah satu pengunjung yang menjadi korban tindakan tukang parkir ini mengungkapkan pengalamannya.
"Saya hanya ingin singgah sebentar di minimarket Family Mart untuk membeli beberapa barang. Namun, saya terkejut ketika tukang parkir meminta bayaran parkir sebesar Rp10.000, padahal saya hanya berada di dalam minimarket selama beberapa menit saja. Saya memberikan uang Rp5.000, namun tukang parkir tersebut dengan sikap meremehkan mengembalikan uang tersebut. Wajahnya berubah menjadi cengengesan setelah mengetahui bahwa tindakannya direkam dalam video," ungkap pengunjung tersebut.
Video kejadian tersebut kemudian viral di media sosial, memperlihatkan tindakan tukang parkir yang memaksa pengunjung untuk membayar tarif parkir yang sesuai dengan keinginannya.
Baca Juga: Ricuh! Menolak kurikulum LGBT di sekolah California, orang tua siswa bentrok dengan kaum pelangi!
Meskipun tahu bahwa aksinya direkam, tukang parkir tersebut tetap mengusir pengunjung dan menyuruh mereka mencari tempat parkir lain.
Sikap premanisme yang ditunjukkan oleh tukang parkir ini, dengan memaksakan tarif parkir seenaknya sendiri seolah-olah ia adalah pemilik lahan parkir, dan mengusir pengunjung yang mencoba mencari tempat parkir alternatif, sangat tidak bisa dibiarkan.
Banyak pengunjung yang menjadi korban tarif parkir yang tidak masuk akal ini, namun baru kali ini ada yang mengabadikan aksi tukang parkir tersebut dalam sebuah video.
Baca Juga: IndonesiaLeaks: Mengungkap Fakta di Balik Tabir untuk Kepentingan Publik
Hal ini menunjukkan bahwa tindakan mereka telah memakan banyak korban tanpa mendapatkan protes yang tegas.
Namun, dengan adanya bukti visual yang jelas, masyarakat semakin menyadari perlunya tindakan untuk mengatasi masalah ini.