JAKARTA INSIDER - Kerusuhan yang melibatkan anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Yogyakarta baru-baru ini telah menggemparkan masyarakat.
Dalam menghadapi situasi ini, Ketua Umum PSHT, Drs R Moerdjoko HW, akhirnya buka suara untuk menyampaikan sikap organisasi terhadap peristiwa tersebut.
Dalam pernyataannya, Ketua Umum PSHT menegaskan bahwa negara kita adalah negara hukum, sehingga penanganan kasus ini sepenuhnya diserahkan kepada pihak yang berwenang, yakni aparat Kepolisian.
Baca Juga: Kerusuhan di Yogyakarta: Bentrok Antara Anggota Silat dan Suporter Klub Sepak Bola
Dia juga memohon kepada kepolisian untuk menindak tegas oknum yang terbukti bersalah sesuai dengan hukum yang berlaku.
Ketua Umum PSHT, bersama dengan Ketua Dewan Pusat, juga mengingatkan seluruh anggota dan warga PSHT untuk tidak terprovokasi oleh pemberitaan di media sosial yang bersifat ajakan, adu domba, dan intimidasi.
Hal ini bertujuan untuk menjaga stabilitas kamtibmas di suatu wilayah yang menggunakan nama organisasi PSHT.
Baca Juga: Dampak kerusuhan di Yogyakarta oleh oknum PSHT, Museum Tamansiswa Dewantara Kirti Griya rusak!
Dalam upaya menjaga ketertiban dan mencegah kerusuhan yang lebih lanjut, PSHT melarang anggotanya melakukan kegiatan yang mengganggu ketertiban dan penegakan hukum.
Antara lain, melarang berunjuk rasa provokatif di kantor kepolisian, melakukan konvoi massal yang mengganggu lalu lintas dan ketertiban masyarakat, serta menggunakan atribut organisasi PSHT dalam kegiatan pribadi atau kelompok di luar kegiatan organisasi.
Ketua Umum PSHT juga menegaskan bahwa apabila ada anggota atau warga PSHT yang melanggar aturan adat, tradisi, atau wasiat PSHT, hak keanggotaannya akan dicabut secara tegas.
Hal ini merupakan langkah yang diambil untuk menjaga integritas dan nilai-nilai organisasi.
Pada akhir pernyataannya, Ketua Umum PSHT mengimbau seluruh anggota dan warga PSHT di manapun berada untuk menjaga situasi kamtibmas yang kondusif di wilayah masing-masing.