Cedera otak traumatik diklasifikasikan sebagai ringan, sedang, dan berat berdasarkan skala koma Glasgow (GCS), seperti di bawah ini:
- Pasien cedera otak traumatik dengan GCS 13 sampai 15 tergolong ringan.
- Pasien dengan CGS sembilan hingga 12 dianggap mengalami cedera otak traumatis kategori sedang
- Pasien dengan GCS di bawah delapan diklasifikasikan memiliki cedera otak traumatis berat.
Baca Juga: Mahfud MD sebut ada 491 ASN dari Kementerian Keuangan terlibat TPPU Rp349 triliun
Bisa Berujung pada Kematian
Jumlah kasus sebenarnya dari DAI tidak diketahui. Namun, diperkirakan sekitar 10 persen dari semua pasien TBI yang dirawat di rumah sakit akan mengalami Diffuse Axonal Injury. Dari pasien dengan DAI, diperkirakan sekitar 25 persen akan mengakibatkan kematian.
Statistik ini mungkin diremehkan karena pasien dengan hematoma subdural, hematoma epidural, dan bentuk lain dari TBI tidak akan memberikan diagnosis DAI yang sebenarnya.
Studi postmortem menunjukkan bahwa pasien dengan TBI berat memiliki insiden cedera aksonal difus yang signifikan.
Baca Juga: Mau sholat bingung cari masjid terdekat? Pakai aplikasi ini saja, dijamin mudah dan akurat
DAI adalah diagnosis klinis. Biasanya, DAI dipertimbangkan pada pasien dengan GCS kurang dari delapan selama lebih dari enam jam. Presentasi klinis pasien dengan cedera aksonal difus berhubungan dengan tingkat keparahan cedera aksonal difus.
Misalnya, pasien dengan cedera aksonal difus ringan hadir dengan tanda dan gejala yang mencerminkan gangguan gegar otak. Gejala ini paling sering termasuk sakit kepala.
Gejala pasca-gegar otak lainnya dapat berupa pusing, mual, muntah, dan kelelahan.
Namun, pasien dengan cedera aksonal difus yang parah juga dapat mengalami penurunan kesadaran dan tetap dalam keadaan vegetatif yang persisten.
Sejumlah kecil pasien dengan cedera aksonal difus parah akan sadar kembali pada tahun pertama setelah cedera.***