"Itu kejanggalan bagi kami, karena selama ini (Feony) nggak pernah berani pergi sendiri, apalagi jauh. Terlebih, dia mengidap kondisi khusus, perlu minum obat rutin. Tiba-tiba pergi dari rumah sendiri. Biasanya, pergi sendiri itu tidak akan jauh, seperti beberapa meter dari rumah untuk jajan," jelas Ferozy, adik kandung Feony.
Karena Feony tak kunjung pulang hingga sore hari, keluarga akhirnya memutuskan untuk mencari Feony karena sudah lewat jam minum obat.
Ferozy Knoch, menceritakan hilangnya sang kakak usai meninggalkan rumah di daerah Sarijadi, Bandung, dengan menggunakan sepeda motor pukul 10.00 WIB.
Baca Juga: 8 Tips aman meninggalkan rumah kosong saat mudik Lebaran, tips terakhir sering dilakukan!
Saat itu, Feony mengenakan pakaian lengkap, seperti jaket, celana panjang, dan membawa barang-barang berharga, seperti laptop dan tablet.
Ferozy juga mengungkapkan keluarga sempat berpikir jika Feony kabur dari rumah. Namun, dia menjelaskan belakangan ini tak ada masalah besar yang melibatkan korban.
Atas hilangnya Feony itu, Ferozy mengaku telah melaporkan hal tersebut ke Polrestabes Bandung.
Baca Juga: Prakiraan cuaca Jabodetabek hari ini Kamis, 13 April 2023: cerah atau hujan, cek sekarang!
Profil Barry Prima
Sosok Barry Prima sudah tidak asing lagi bagi generasi 80 hingga 90-an. Pemain Sundelbolong ini kerap memainkan film-film kolosal dan horor di antaranya beradu akting dengan mendiang Suzanna.
Sering mendapatkan peran berkelahi, rupanya Barry Prima jago dalam bela diri. Ia mengaku sudah belajar bela diri saat duduk di bangku sekolah dasar. Kala itu, ia belajar Taekwondo di belakang rumahnya di Bandung dan berguru ke Master Kang yang berasal dari Malaysia.
Selain Taekwondo, Barry Prima juga terlihat jago dalam beberapa ilmu bela diri lain seperti Judo, Jujitsu, hingga pencak silat.
Baca Juga: Telah sadar dari koma, David Ozora akan menjalani terapi Stem Cell untuk penyembuhan, apa itu?
Memiliki nama Hubertus Barry Knoch Prima, aktor ini rupanya beragama Islam. Barry prima telah berusia 68 tahun yang lahir pada 19 Agustus 1954. Ia merupakan anak keenam dari 10 bersaudara dari pasangan keturunan Belanda-Indonesia.
Ayahnya merupakan orang Belanda yang berprofesi sebagai fisikawan. Barry Prima pernah tinggal di Swiss pada usia 4,5 tahun namun kembali lagi ke Indonesia saat usianya 8 tahun.
