Makna filosofis riasan Paes Ageng Jogja dan Alis Tanduk Rusa yang diukir di wajah Erina Gudono

photo author
- Selasa, 13 Desember 2022 | 14:59 WIB
Pernikahan Kaesang Erina. Paes Ageng Jogja dan alis tanduk rusa yang diukir di wajah Erina sarat makna filosofis.
Pernikahan Kaesang Erina. Paes Ageng Jogja dan alis tanduk rusa yang diukir di wajah Erina sarat makna filosofis.

JAKARTA INSIDER - Upacara akad nikah Kesang Pangarep dan Erina Gudono pada Sabtu 10 Desember 2022 di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo, Jogjakarta, Jawa Tengah, berlangsung lancar dan hikmat.

Kaesang meminang Erina dengan mas kawin berupa seperangkat alat sholat, uang Rp300 ribu dan emas batangan 10, 12, 20, 22 gram.

Kaesang mengucapkan ijab kabul dengan satu kali tarikan napas dan dinyatakan sah oleh para saksi dan tamu undangan. Adapun Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bertindak sebagai saksi dari pihak Kaesang. Sedangkan Mensesneg Pratikno menjadi saksi dari pihak Erina.

Baca Juga: Ketika Ibu Iriana asyik berfoto dengan para bestie, Jokowi 'tergusur' di belakang, Kaesang jinjit biar kefoto

Saat acara berlangsung, Erina Gudono tampil cantik dengan kebaya berwarna putih dipadukan kain batik. Paes Ageng Jogja yang terdapat pada dahi Erina dan alis tanduk rusa yang tergambar di wajah cantiknya, tak kalah menyedot perhatian.

Tentunya tidak lupa dengan hiasan juga prada emas di pelipis Erina. Ia juga tampil dengan bentuk sanggul kecil, yang menjadi ciri khas Paes Ageng Jogja.

Ternyata, Paes Ageng Jogja dan alis tanduk rusa yang diukir di wajah Erina tak sekedar riasan. Keduanya sarat makna.

Baca Juga: Protes Bupati Meranti Riau berbuntut panjang, Mendagri beri peringatan keras

Dilansir dari berbagai sumber, paes merupakan riasan pengantin adat Jawa yang merupakan simbol kecantikan dan kedewasaan wanita Jawa. Masing-masing lekukan pada paes memiliki makna yang saling berbeda.

Di balik indahnya riasan Paes Ageng Jogja, ternyata tersimpan banyak filosofi agung di dalamnya. Seluruh filosofi ini menjadi bentuk harapan bagi pengantin wanita dan pria dalam menjalani kehidupan pernikahan mereka.

Pada zaman dulu, busana dan tata rias Paes Ageng Jogja hanya boleh dikenakan oleh kerabat raja.

Baca Juga: Cerita Erina Gudono di balik layar momen sebelum akad. Sempat mikir lima hari untuk pakai Paes Ageng Yogya

Baru pada masa Sultan HB IX yang dengan prinsipnya “tahta untuk rakyat”, maka pada tahun 1940, masyarakat umum diperbolehkan memakai busana ini dalam upacara pernikahan.

Sejak saat itulah riasan paes ageng mulai banyak digunakan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Rekomendasi

Terkini

Aura Kasih akui idap OCD akut: Pusing lihat berantakan

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:49 WIB
X