Terutama di ruangan audiovisual, di mana layar-layar besar menampilkan kisah-kisah di balik karya Van Gogh, sejumlah pengunjung tidak menghormati orang lain yang ingin menikmati cerita tersebut.
Baca Juga: Bu Lanny, perempuan tangguh di balik kesuksesan Blok M Plaza yang tersambung dengan MRT Jakarta
Mereka dengan seenaknya berlari maju untuk mengambil foto depan layar, menghalangi pandangan pengunjung lainnya.
Ketidaktertibuan ini mengganggu pengalaman pengunjung yang seharusnya menyatu dengan karya-karya seni tersebut.
Dalam menghadapi kritik ini, para pengunjung memberikan saran untuk masa depan.
Baca Juga: Kisah pilu fasilitator tim ahli DP3AKB Jawa Barat, honor Januari-Maret 2020 masih belum cair
Mereka menyarankan agar pihak penyelenggara memperbaiki sistem antrean agar lebih efisien, menyediakan informasi yang lebih terstruktur pada poster-poster, serta mengatur dan mengingatkan pengunjung tentang etika berperilaku di dalam pameran.
Pameran Van Gogh Alive seharusnya menjadi sebuah pengalaman yang luar biasa dan menginspirasi bagi para pengunjung.
Namun, dengan berbagai masalah yang muncul, harapannya terhenti di tengah jalan.***