Film tersebut selain, membuat dia makin terkenal tapi juga membuat kontraversial di masyarakat. Darisinilah Nurna menyandang sebagai bom seks dan juga Marylin Monroenya Indonesia.
Kontraversi yang dianggap telah bertentangan dengan budaya timur tersebut, namun Nurna mengatakan bahwa dia tidak bermaksud untuk menentang seni, dia hanya mengeksplorasikannya untuk seni.
Kontraversial tersebut tidak membuat Nurnaningsih kapok sebagai pemain film. Bahkan Nurna lebih berani dengan membuat foto-foto yang terbuka yang lebih memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah. Lewat seorang fotografer Nurna membuat foto-foto terbuka tersebut.
Foto-foto tersebut juga di eksplorasikannya ke berbagai majalah di Indonesia waktu itu Bahkan foto-foto tersebut tidak saja beredar di Jakarta tapi juga beredar di Amerika dan Italia.
Dan foto-foto tersebut dijual perlembar Rp200 kemudian naik menjadi Rp300 dan dibisniskan.
Kala itu, polisi dan Kejaksaan harus turun tangan untuk menghentikan laju foto seksi Nurna yang beredar saat itu. Ada sembilan foto vulgar Nurna saat itu, Namun hanya tujuh foto yang dapat polisi.
Tapi, bagi orang yang ingin mendapatkan fotonya tersebut bisa mendapatkannya di pasar gelap.
Akibat foto-foto tersebut Nurna juga sempat berurusan hukum. Namun dia membela diri dengan mengatakan bahwa dirinya tidak mendapatkan apa-apa dari foto-foto seksinya tersebut.
Baca Juga: ASPEBINDO mendukung kebijakan pengawasan dan pengendalian sumber daya alam terkait ekspor pasir laut
Malah yang menyebarkan foto-fotonya itulah yang mendapat keuntungan besar. Akhirnya Nurnaningsih pun lepas dari jeratan hukum karena foto tersebut.
Kecantikan Nurna membuat banyak pria yang tergila-gila padanya. Setelah membintangi film berjudul Kebun Binatang tahun 1956, Nurna tidak menampakkan dirinya lagi.
Film Nurna juga sempat di boikot, di beberapa daerah karena dianggap sudah menentang budaya timur.
Baca Juga: Inilah alasan mengapa gambar Nabi Muhammad SAW dilarang dalam Islam