Dalam tulisan tersebut, pelatih tersebut menggunakan kata-kata yang sangat tidak pantas.
Bahkan hingga ke level melecehkan perempuan yang seharusnya ia lindungi dan bimbing sebagai mantan pelatih tim.
Hal ini merupakan contoh dari diskriminasi dan pelecehan seksual yang masih terjadi di dunia e-sports Indonesia.
Para perempuan yang bergabung dalam tim profesional e-sports harus dijamin keamanannya dan tidak mengalami perlakuan tidak pantas seperti ini.
Kasus pelecehan yang dialami oleh perempuan Milkenet ini menjadi sebuah peringatan bagi kita semua.
Tindakan pelecehan dalam bentuk apapun tidak dapat dibiarkan begitu saja.
Dunia e-sports harus menjadi lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua orang tanpa terkecuali.***
Artikel Terkait
Lagi khusyuk shalat tarawih, imam di Malaysia terkena insiden serangan sendal, pelakunya jamaah sendiri
Food vlogger request permintaan aneh, restauran tidak bisa melayani, marah-marah sendiri merasa tidak dihargai
Subjektif dan tidak konstektual, Twitter @txtdrlinkediin minta maaf secara terbuka kepada ibu Dewi Kreckman
Harus menempuh perjalanan berjam-jam, warga Jabodetabek berjuang melawan pekerjaan demi penghasilan
Pemudik jalur kereta api jarak jauh sudah berangkat, 13.500 penumpang via Stasiun Gambir dan Pasar Senen