“Sepi banget, sepi bang,” kata Rizal.
“Kalau yang dirasakan sudah 3 bulan (sepi) ini,” lanjut Rizal.
“Keberadaan Tiktok, Shopee, penjualan kami drastic menurun,” ujar pedagang lain di Pasar Tanah Abang Jakarta.
“Sangat menurun banget, karena mereka menjual tanpa tatap muka yang pertama,” tutur pedagang lainnya.
Baca Juga: Lolly memilih keluar dari rumah mami Eda: Daripada makin banyak masalah yang timbul
“Yang kedua karena persaingan harga juga mereka lebih murah,” ucap pedagang yang tak disebutkan namanya itu.
“Karena apa? mereka itu tidak membayar apapun retribusi kayak kami di Pasar Tanah Abang Jakarta ini,” lanjut pedagang.
Rata-rata pedagang di Pasar Tanah Abang Jakarta mengeluhkan keberadaan e commerce dan Tiktok shop yang dinilai merusak pasar.
Tak hanya merusak pasar, e commerce dan Tiktok shop dinilai pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta membuat perang harga terjadi.
Ketidak adilan nampak dirasakan pedagang di Pasar Tanah Abang Jakarta karena mereka rutin membayar retribusi dibanding e commerce.
Lucky Hakim melihat situasi pedagang di Pasar Tanah Abang Jakarta sepi bahkan tanpa pembeli.
Hal tersebut sudah tentu membuat miris siapapun, apalagi Pasar Tanah Abang Jakarta yang dulu dikenal sebagai pusat textile terbesar.
Artikel Terkait
Curhat berada di persimpangan karir, Lucky Hakim bingung memilih antara dunia hiburan atau kembali ke politik
Lucky Hakim hingga kini dilanda kebingungan: Bingung milih antara dunia hiburan atau kembali ke dunia politik
Serem! Lucky Hakim cerita kejadian mistis, sering terjebak di alam jin dan bertemu makhluk halus
Lucky Hakim akui tidak punya indra ke enam, namun sering didatangi makhluk halus saat terjebak di alam jin
Lucky Hakim sangat suka dengan ular, sampai dirinya ternyata dicintai oleh siluman ular
Lucky Hakim, Wakil Bupati Indramayu yang kini non aktif ungkap kisahnya kenapa ingin terjun politik
Zulkifli Hasan buat peraturan media sosial tidak boleh dipakai e commerce: Nanti pedagang yang lain mati
Sepi pembeli terjadi di toko offline dan mall besar sekalipun,anggota DPRD: Masyarakat sebagian memilih online