JAKARTA INSIDER - Bagi sebagian warga Indonesia, ada satu hal yang kerap identik dengan Tahun Baru Imlek.
Selain warna merah, barongsai, atau angpau, Tahun Baru Imlek juga dikaitkan dengan hujan turun.
Nyatanya hujan yang turun berdekatan atau saat Tahun Baru Imlek ada penjelasan ilmiahnya.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, BMKG, turunnya hujan saat Tahun Baru Imlek karena momen yang jatuh antara akhir Januari hingga awal Februari.
Dua bulan ini bertepatan dengan puncak musim hujan dan curah hujan juga tinggi yang menyebabkan Imlek selalu identik dengan hujan.
Selain itu turunnya hujan juga terjadi karena perhitungan hari dalam Imlek didasarkan pada fase bulan mengelilingi bumi dengan bumi mengelilingi matahari.
Baca Juga: Laknatullah, Swedia beri izin pembenci muslim dan Islam bakar Al Quran di luar kedutaan Turki!
Namun, hujan yang turun saat imlek tidak membuat masyarakat Tionghoa merasa terhambat dalam merayakan hari besar tersebut.
Orang Tionghoa percaya hujan merupakan simbol keberuntungan.
Menurut para ahli Feng Shui, hujan berarti Dewi Kwan Im sedang menyirami bunga Mei Hwa yang dapat diartikan sebagai berkah dari langit.
Baca Juga: Masker dan peci jadi modal tukang becak bobol rekening Rp 345 juta dari kas BCA
Mereka percaya bahwa bunga Mei Hwa adalah bunga yang ditanam oleh Dewi Kwan Im menjelang Tahun Baru Imlek.
Artikel Terkait
Kejahatan metropolitan sangat sadis, begal payudara ancam keselamatan warga. Ini kata pengacara
Pasca Pandemi Covid-19, penjualan sepeda motor 2022, tembus 5 juta unit
9 Pantangan yang tidak boleh dilakukan saat Tahun Baru Imlek. Awas, bisa jadi sumber kesialan
Masker dan peci jadi modal tukang becak bobol rekening Rp 345 juta dari kas BCA
Laknatullah, Swedia beri izin pembenci muslim dan Islam bakar Al Quran di luar kedutaan Turki!