Pasien umumnya sembuh setelah satu minggu sejak demam, kemudian bercak-bercak merah yang muncul berubah warna menjadi cokelat atau gelap dan agak bersisik dan mengelupas.
Ini tanda pasien sudah sembuh dan tidak menularkan lagi.
"Setelah demam mulai turun, kalau komplikasi tidak terjadi atau dapat ditangani, begitu bercak merah jadi cokelat itu tanda sudah fase tidak menularkan. Biasanya nafsu makan kembali pulih, anak aktif kembali. Jadi, kira-kira seminggu sakitnya,” kata Prof Hinky Hindra Irawan Satari yang mengambil spesialisasi ilmu kesehatan anak subspesialis kesehatan anak infeksi dan penyakit tropis dan praktik di RS Pondok Indah, Jakarta.
Kementerian Kesehatan baru-baru ini mengumumkan Kondisi Luar Biasa (KLB) penyakit campak.
Berdasarkan data per 18 Januari 2023, sudah ada 53 KLB campak di 34 kabupaten kota di 31 provinsi.
Baca Juga: Mau tau jembatan kereta api terpanjang di Indonesia yang masih aktif? Yuk simak infonya
Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi Kemenkes, menjelaskan, dikatakan KLB karena tadinya tidak ada penyakit campak, jadi ada dan jumlahnya terus melonjak hingga dua kali lipat.
"Sepanjang 2022, terdapat 3341 kasus yang dilaporkan di 223 Kab/Kota dari 31 provinsi", jelas Siti Nadia Tarmizi.
"Gejala penyakit campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit (rash) disertai dengan batuk dan atau pilek dan atau konjungtivitis (mata merah akibat peradangan) yang dapat berujung pada komplikasi berupa pneumonia, diare, meningitis," jelas Siti Nadia Tarmizi.
Baca Juga: Jasad pemuda ini ditolak sang ayah, ternyata gegara pindah keyakinan
Penyakit campak mudah ditularkan dari satu orang ke banyak orang lainnya melalui media penularan seperti droplet, percikan ludah saat batuk, bersin, bicara, atau bahkan bisa melalui cairan hidung.
Pencegahan campak pun saat ini, hanya bisa didapat dari vaksinasi. Sehingga, diharapkan masyarakat memastikan jadwal vaksinasi campak untuk anak, jangan sampai terlewat.
"Pencegahan dengan melakukan vaksinasi merupakan tindakan yang paling efektif. Memberikan kekebalan sebelum terjangkit penyakit yang sangat menular ini," ujar Prof. Hinky Hindra Irawan Satari.***