Dimana ikan sarden mengandung sumber pangan yang kaya akan gizi.
Selain itu, ikan sarden juga mengandung protein yang lengkap dan mineral serta kalsium untuk membantu pembentukan tulang pada janin.
Oleh karenanya, dengan mengonsumsi protein maka asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh akan tercukupi dengan baik.
Perlu diketahui, asam amino memiliki peran cukup penting untuk menghasilkan kolagen yang pada akhirnya bisa membantu proses pembentukan tulang rawan pada janin.
"Pembentukan tulang rawan yang tadinya (bentuknya) seperti pasta gigi menjadi tulang keras. Anak dari lahir kemudian setelah satu tahun bisa berdiri, berjalan, menendang, dan sebagainya itu rahasianya kolagen bersama dengan berbagai mineral," terang Hardinsyah.
Tulang ikan sarden bisa dimakan oleh ibu hamil dengan berbagai olahan sesuai selera.
Yang mana didalamnya juga mengandung berbagai mineral yang bekerja bersama dengan zat gizi lain untuk mencegah stunting, kata Hardinsyah.
Mineral yang tersimpan di dalam ikan sarden di antaranya termasuk kalsium yang tidak hanya dapat mencegah stunting pada janin, tetapi juga bermanfaat terhadap kondisi jantung bagi ibu hamil yang mengonsumsinya.
Selain bermanfaat terhadap pembentukan tulang, yang tak kalah penting, ikan sarden juga berdampak positif pada pertumbuhan dan perkembangan saraf otak pada janin.
Beberapa kebaikan atau keunggulan zat gizi dari ikan sarden juga bermanfaat terhadap kondisi kesehatan manusia secara lebih luas, seperti Omega 3 dan Omega 6, asam lemak DHA, serta vitamin D, B3, dan B12.
"Omega 3 itu lemak baik yang turut membuat darah kita menjadi lebih encer. Kalau darah kita lebih kental itu berbahaya, apalagi dengan kolesterol dan penyumbatan (di jantung), dan itu memperpendek usia," kata Hardinsyah.
Baca Juga: Ternyata ini rahasia kunci sukses bersaing di ranah mobil listrik, SDM yang unggul?
"B12 itu juga bisa mencegah jantung koroner plus penting untuk cegah anemia. Jadi cegah anemia itu tidak hanya karena zat besi tapi ada B12," imbuh dia.
Untuk menjaga keutuhan zat gizi yang baik, Hardinsyah mengingatkan pentingnya untuk menerapkan cara pengolahan yang tepat. Jika ikan diolah dengan cara digoreng, sebaiknya hindari suhu minyak di atas 140 derajat serta hindari penggunaan minyak jelantah.