Dari berbagai laporan, sebanyak 4 dari 10 orang sangat mungkin mengalami kelumpuhan tidur atau ketindihan.
Kemudian, ketindihan sering terjadi pada masa remaja baik pria mau pun wanita
Gejala pertama sering muncul pada masa kanak-kanak, remaja, atau dewasa muda (rentang usia 7-25 tahun).
Setelah dimulai pada masa remaja, episode sleep paralysis dapat berulang, bahkan terjadi lebih sering ketika menginjak usia 20-an dan 30-an.
Baca Juga: SEDANG BERLANSUNG! live streaming Persik vs Persib di BRI Liga 1, tinggal klik di sini
Faktor yang mungkin menyebabkan sleep paralysis, meliputi:
1.Kurang tidur
2 Jadwal tidur yang berubah
3.Kondisi mental seperti stres
4.Tidur telentang
5.Masalah tidur lainnya seperti kram kaki di malam hari
6.Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti untuk ADHD
7.Penyalahgunaan zat.
Selain itu, studi juga telah menemukan risiko sleep paralysis yang lebih tinggi pada orang dengan riwayat keluarga kelumpuhan tidur.
Meski pun, masih belum ditemukan hasil penelitian sejauh mana kondisi genetik berkaitan dengan risiko tersebut.
Tapi risiko sleep paralysis lebih tinggi pada orang dengan ciri-ciri imajinatif atau disosiasi dari lingkungan terdekat.
Ketindihan menurut Islam
Dari sisi Islami dan primbon Jawa, penyebab ketindihan adalah karena mimpi buruk.
Penjelasan penyebab ketindihan menurut Islam itu ada di dalam hadis sahih dari rasulullah shallallahu’alaihi Wasallam.
“Mimpi yang baik itu dari Allah. Sedangkan mimpi yang buruk itu dari setan".