JAKARTA INSIDER - Gambaran tentang kondisi kampus yang jelek dan lingkungan akademik yang tidak memadai telah menjadi perhatian utama beberapa mahasiswa.
Salah satunya adalah Muhammad Rafi Azzamy, seorang mahasiswa yang memilih untuk pindah dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ke Universitas Brawijaya (UB).
Namun, keluhan Rafi tersebut menghadapi ancaman serius dari pihak HRD, yang berpotensi membahayakan karier akademiknya di masa depan.
Melalui akun Twitternya, Rafi menyampaikan kekecewaannya terhadap UMM.
Baca Juga: Universitas Pelita Harapan: Mendorong Pendidikan Berkualitas Dengan Kolaborasi
Ia mengungkapkan keluhan tentang gedung yang jelek, dosen yang jarang masuk, dan birokrasi kampus yang dianggapnya menguras tenaga.
Rafi juga membagikan video yang memperlihatkan kondisi tidak layak di dalam gedung UMM, sebagai bukti atas keluhannya tersebut.
Selain itu, Rafi juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap beberapa dosen di jurusannya yang jarang masuk karena sibuk menjadi panitia acara-acara kampus.
Ia bahkan pernah menulis surat terbuka kepada dosen-dosen tersebut, yang kemudian dipublikasikan di Mojok.co.
Baca Juga: Bank Indonesia Siap Jalankan Rencana Strategis untuk Redenominasi Rupiah
Pindah ke UB, menurut Rafi, adalah langkahnya untuk mencari kondisi yang lebih baik, walaupun ia tidak mengklaim bahwa UB bebas dari masalah.
Meskipun pengalaman dan keluhan Rafi mencerminkan kondisi yang dialami oleh sebagian mahasiswa di UMM, mengkritik almamater sebelumnya dapat berdampak buruk bagi karier mereka di masa depan.
Terancamnya Rafi akan diblacklist oleh HRD menjadi pelajaran penting bagi mahasiswa lainnya.
Menjelekkan almamater sebelumnya di media sosial atau platform publik lainnya sebelum mencari pekerjaan baru dapat merusak prospek karier.