gaya-hidup

Mengungkap Misteri di Balik Penyakit Autoimun: Ketika Sistem Kekebalan Tubuh Melakukan Harakiri

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:05 WIB
Penyakit autoimun masih menjadi misteri di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel sehat dalam diri sendiri. (Freepik)

Pemeriksaan Anti Nuklear Antibodi (ANA) untuk mendeteksi autoantibodi.
Tes Reumatoid Faktor (RF) atau anti-cyclic citrullinated peptide (CCP) untuk rheumatoid arthritis.
Tes antibodi anti-double-stranded DNA (anti-dsDNA) untuk lupus.
Pemeriksaan fungsi tiroid (thyroid-stimulating hormone (TSH), triiodothyronine (T3), thyroxine (T4)) untuk mendeteksi gangguan tiroid autoimun.
Pencitraan:

Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau Computed Tomography (CT scan) untuk melihat kerusakan pada organ tertentu.
Ultrasonografi untuk mengevaluasi peradangan pada sendi atau organ tertentu.
Biopsi:

Diambil sampel jaringan untuk pemeriksaan mikroskopis.
Tes Fungsi Organ:

Tes fungsi hati dan ginjal untuk menilai dampak penyakit pada organ tersebut.
Pengobatan yang Dapat Diberikan
Meskipun autoimun belum dapat disembuhkan sepenuhnya, pengobatan bertujuan untuk mengelola gejala dan mencegah komplikasi. Beberapa pendekatan yang umum digunakan adalah:

Baca Juga: Labrak wanita lain yang ingin bertemu Ari Lasso, Netizen cibir Dearly: Rebutan rawat lansia

Obat-obatan:

Kortikosteroid: Mengurangi peradangan.
Imunosupresan: Menekan aktivitas sistem kekebalan tubuh.
Biologis: Target spesifik pada molekul yang terlibat dalam proses autoimun.
Antiinflamasi nonsteroid (NSAID): Meredakan nyeri dan peradangan.
Terapi Non-Farmakologis:

Fisioterapi untuk meningkatkan fungsi sendi.
Konseling untuk mengelola stres.
Perubahan Gaya Hidup:

Pola makan sehat, olahraga teratur, dan tidur cukup sangat membantu.
Hindari makanan yang dapat memicu peradangan, seperti makanan olahan dan tinggi gula.

Baca Juga: Pasca diisukan putus, Ari Lasso umumkan istirahat dari medsos, Netizen: Keputusan tepat

Apakah Autoimun Bisa Di-Skrining?
Deteksi dini penyakit autoimun dimungkinkan melalui skrining, terutama bagi individu dengan riwayat keluarga yang kuat. Tes skrining seperti ANA atau RF dapat membantu mendeteksi risiko. Namun, perlu diingat bahwa hasil tes skrining tidak selalu berarti seseorang pasti memiliki autoimun, diagnosis definitif memerlukan evaluasi menyeluruh.

Beberapa laboratorium kini menawarkan panel autoimun yang dapat mengevaluasi keberadaan beberapa autoantibodi sekaligus. Panel ini bekerja dengan mendeteksi antibodi yang menyerang jaringan tubuh sendiri, seperti ANA untuk lupus atau anti-CCP untuk rheumatoid arthritis. Tes ini direkomendasikan bagi individu dengan gejala mencurigakan atau riwayat keluarga autoimun untuk membantu diagnosis dini dan menentukan strategi penanganan yang lebih cepat dan efektif. Skrining ini sangat bermanfaat untuk individu dengan gejala ringan yang belum jelas diagnosisnya.

Baca Juga: Usai diberitakan putus, Ari Lasso kembali lagi dengan Dearly, Netizen: Akan...

Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Jika tidak dikelola dengan baik, penyakit autoimun dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti:

Kerusakan organ permanen (ginjal, paru-paru, otak)
Meningkatnya risiko infeksi akibat pengobatan imunosupresan
Gangguan mobilitas akibat kerusakan sendi
Penyakit jantung akibat peradangan kronis
Depresi atau kecemasan akibat dampak psikologis penyakit

Halaman:

Tags

Terkini

5 rekomendasi tempat liburan yang ada di kota Bandung

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:50 WIB