JAKARTA INSIDER - Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) menekankan pentingnya penanganan patah tulang yang dilakukan secara menyeluruh dan komprehensif agar tidak menimbulkan komplikasi serius di kemudian hari.
"Penanganan patah tulang dan hal-hal yang menyertainya, itu harus dilaksanakan dengan komprehensif, sehingga mendapatkan hasil yang terbaik," ungkap dr. Radi Muharris Mulyana, Sp.OT(K), selaku Sekretaris Jenderal Indonesian Orthopaedic Trauma Society (IOTS), dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (18/7/2025).
Radi menjelaskan bahwa kondisi patah tulang sangat beragam, mulai dari pergeseran sendi hingga patah tulang yang disertai luka terbuka. Untuk itu, penanganannya tidak bisa sembarangan dan harus dilakukan di fasilitas medis yang memadai oleh tim dokter yang kompeten.
Baca Juga: OCM 2025 di Jakarta, Momentum Besar Transformasi Ilmu Ortopedi Dunia
Lebih lanjut, penanganan menyeluruh membantu tim medis menegakkan diagnosis secara akurat, termasuk mendeteksi adanya kerusakan pada pembuluh darah atau risiko komplikasi lanjutan.
“Komplikasi misalnya kehilangan tulang, infeksi tulang, atau kegagalan dalam penyembuhan. Kadang tulang tidak menyatu, atau menyatu tapi salah posisi dan menyebabkan kelainan bentuk, yang disebut deformitas,” papar Radi, yang juga merupakan anggota PABOI.
Ia menambahkan bahwa deformitas tidak hanya mengganggu penampilan, tapi juga bisa berdampak sistemik. Misalnya, kebengkokan pada tungkai bawah dapat memengaruhi postur tubuh bagian atas, termasuk menyebabkan nyeri pada tulang belakang.
Baca Juga: Puluhan WNA di Jakarta Selatan Berhasil Diamankan Oleh Petugas Imigrasi Dalam Operasi Wirawaspada
Karena itu, Radi menekankan perlunya strategi penanganan melalui pendekatan kolaboratif antarprofesi medis. Menurutnya, trauma tulang harus ditangani oleh tim multidisiplin demi hasil optimal dan pemulihan jangka panjang.
Dalam kesempatan itu, Radi juga menyoroti kurangnya perhatian publik terhadap pentingnya penanganan trauma tulang di Indonesia.
Maka dari itu, PABOI menggelar Orthopaedic Concurrent Meeting (OCM) 2025 di Jakarta, sebagai wadah berbagi pengetahuan dan meningkatkan mutu layanan ortopedi di tanah air.
"Harapan kami adalah dengan semakin banyak yang mengetahui bahwa tim ortopedi mampu memberikan layanan kolaboratif terbaik kepada masyarakat, maka kepercayaan terhadap kami saat menangani cedera seperti patah tulang bisa meningkat," ujar Radi.
Melalui OCM 2025, PABOI berharap edukasi masyarakat semakin luas, kesadaran terhadap pentingnya penanganan tulang yang tepat meningkat, serta kualitas pelayanan medis bidang ortopedi semakin profesional dan berstandar global.