Misteri varian terbaru Covid-19, virus Eris jadi tantangan baru dalam melawan pandemi 

photo author
- Rabu, 16 Agustus 2023 | 13:00 WIB
Telusuri gejala dan potensi penyebaran varian Eris Covid-19 yang telah menarik perhatian dunia kesehatan (Unsplash Mufid Majnun)
Telusuri gejala dan potensi penyebaran varian Eris Covid-19 yang telah menarik perhatian dunia kesehatan (Unsplash Mufid Majnun)

JAKARTA INSIDER - Dunia kembali dihadapkan pada tantangan baru dalam perang melawan pandemi Covid-19.

Varian Eris, yang pertama kali terdeteksi di Indonesia pada Maret 2023, telah menarik perhatian global dengan laju penyebarannya yang mengkhawatirkan.

Dilaporkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), varian Eris kini memiliki andil sebesar 17,3 persen dari total kasus baru Covid-19 di Amerika Serikat.

Baca Juga: Waduh! pandemi telah usai, muncul lagi virus Covid 19 varian Eris ancam Indonesia, paling tinggi DKI Jakarta!

Kecepatan penyebarannya yang lebih tinggi daripada varian-varian sebelumnya telah menjadi perhatian serius bagi para ahli kesehatan.

Profesor John Swartzberg, seorang pakar penyakit menular, mengamati perkembangan varian ini dengan cermat.

"Meskipun awalnya terdeteksi dalam tingkat yang lambat, varian Eris tiba-tiba mengalami lonjakan signifikan dalam jumlah kasus yang dilaporkan," ujarnya, dikutip dari wawancara dengan Insider pada tanggal 15 Agustus 2023.

Baca Juga: Kabar Gembira Bagi Rakyat Indonesia, Transisi Pandemi COVID-19 ke Endemi Segera Diumumkan oleh Jokowi!

Namun, meskipun penyebarannya yang cepat, sejumlah ahli meyakini bahwa gejala yang ditimbulkan oleh varian Eris tidak akan seberat gejala yang disebabkan oleh varian-varian Corona sebelumnya.

Beberapa sumber menyatakan bahwa gejala yang muncul cenderung mirip dengan varian-varian sebelumnya.

Varian Eris pertama kali muncul pada bulan Februari dan merupakan salah satu cabang dari subvarian Omicron yang diberi nama XBB.

Baca Juga: Perdana Menteri Singapura Positif COVID-19, masyarakat diharapkan tetap waspada

Penyebab pasti dari kenapa varian ini memiliki tingkat penyebaran yang lebih tinggi belum sepenuhnya dipahami oleh para ilmuwan.

Meskipun begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan varian ini sebagai "Varian yang Menarik Perhatian".

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Jaka LI

Sumber: tribratanews.polri.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X