Hasil studi terbaru, perubahan iklim akan mempengaruhi penyusutan otak manusia

Baca Juga: 8 Tempat wisata di kabupaten Temanggung Jawa Tengah, lengkap dengan alamat dan harga tiket masuk

Akhirnya, dari hasil penelitian, Stibel memperoleh data tentang ukuran tengkorak dari 10 sumber terpisah yang sudah dipublikasikan, dengan total 373 pengukuran dari 298 tulang manusia selama 50.000 tahun.

Dikutip JAKARTA INSIDER dari PMJNEWS pada Kamis (27/7/2023), menjelaskan hasil penelitian tentang penyusutan otak manusia.

Dia kemudian akan memasukkan perkiraan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan wilayah geografis dan jenis kelamin untuk memperkirakan ukuran otak.

Stibel juga melakukan penelitiannya menggunakan empat rentang usia fosil yang berbeda, yaitu 100 tahun, 5.000 tahun, 10.000 tahun, dan 15.000 tahun untuk membantu mengoreksi kesalahan penanggalan.

Baca Juga: Kisah pilu artis digital yang berjuang untuk keluarga sendiri namun dimanfaatkan oleh tante dan om jahat

Kemudian dia membandingkan ukuran otak dengan empat catatan iklim, termasuk data dari European Project for Ice Coring in Antarctica (EPICA) Dome C.

Dalam jangka 50.000 tahun terakhir, telah terjadi fenomena Glacial Maksimum Terakhir, yang menyebabkan suhu rata-rata menjadi lebih dingin secara konsisten hingga penghujung Zaman Pleistosen Akhir. Pada Zaman Holosen, suhu rata-rata naik hingga hari ini.

Dari analisis, menunjukkan pola umum perubahan ukuran otak manusia yang berkorelasi dengan perubahan iklim saat suhu naik dan turun. Rata-rata otak mengalami penyusutan yang cukup besar, yaitu lebih dari 10,7 persen, selama periode pemanasan Zaman Holosen.

Stibel mengatakan dari hasil penelitiannya bahwa perubahan ukuran otak tampaknya terjadi ribuan tahun setelah perubahan iklim dan ini terutama terlihat setelah Glacial Maksimum Terakhir, sekitar 17.000 tahun terakhir ini.

Baca Juga: 8 Kampus top di Indonesia ini ternyata memiliki kisah horor dan sudah melegenda, yuk simak!

Pada Pola evolusi ini terjadi dalam periode waktu yang relatif singkat, mulai dari 5.000 hingga 17.000 tahun, dan tren menunjukkan bahwa pemanasan global yang sedang berlangsung dapat berdampak buruk pada kognisi manusia.

Stibel juga mengatakan bahkan sedikit penyusutan otak manusia yang masih ada saat ini masih dapat berdampak pada fisiologi dengan cara yang belum sepenuhnya dapat dipahami.

Itulah hasil penelitian Stibel tentang penyusutan otak manusia.***