“Ini jadi tantangan tersendiri karena tempat pendidikan lokal untuk subspesialis tulang belakang masih terbatas, hanya ada lima lokasi dengan dua subspesialis dan tiga program fellowship,” ujar Gusti.
Baca Juga: 8 Wisata Hutan di Jakarta yang Cocok untuk Liburan Akhir Pekan Bersama Keluarga
Rangkaian kegiatan OCM 2025 selama empat hari meliputi pelatihan teknis, workshop kadaver, kuliah umum oleh pembicara utama, diskusi panel multidisipliner, serta presentasi riset ilmiah dari para peserta.
Tak hanya sebagai ajang edukasi, acara ini juga menjadi momentum strategis membangun jejaring profesional lintas negara.
“Saya optimis OCM 2025 akan menjadi forum utama pertukaran ilmu dan pengalaman berharga bagi seluruh peserta,” ujar M. Nurul Qomarruzzaman dari IOPIS.
Tak sekadar forum ilmiah, panitia juga mengajak peserta untuk menikmati suasana khas ibu kota, dari warisan budaya, landmark modern, hingga ragam kuliner Jakarta.
Harapannya, OCM 2025 tidak hanya menjadi momen pembelajaran, tapi juga mempererat hubungan antarprofesional di bidang ortopedi secara menyeluruh.
Dengan kolaborasi yang kuat dan semangat pembaruan ilmu, OCM 2025 diharapkan mampu mendorong kemajuan layanan ortopedi Indonesia ke arah yang lebih baik dan berstandar global.
Artikel Terkait
8 Wisata Hutan di Jakarta yang Cocok untuk Liburan Akhir Pekan Bersama Keluarga
3 Museum di Kota Tua Jakarta yang Wajib Dikunjungi untuk Pecinta Sejarah dan Budaya
Puluhan WNA di Jakarta Selatan Berhasil Diamankan Oleh Petugas Imigrasi Dalam Operasi Wirawaspada