JAKARTA INSIDER - Diabetes mellitus, atau yang lebih dikenal sebagai diabetes, sering kali dianggap sebagai penyakit yang biasa saja karena gejalanya yang muncul perlahan.
Namun, anggapan ini sangat keliru. Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang bisa menjadi induk dari berbagai komplikasi serius, bahkan mematikan jika tidak dikendalikan dengan baik.
Dikutip dari kanal YouTube Metro TV Diabetes terjadi saat kadar gula (glukosa) dalam darah terlalu tinggi karena tubuh tidak dapat memproduksi insulin secara efektif atau tidak mampu menggunakannya dengan benar.
Baca Juga: Pembunuhan jurnalis wanita di Banjarbaru diduga sudah direncanakan
Kondisi ini menyebabkan berbagai organ tubuh bekerja lebih keras dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan permanen.
Salah satu alasan mengapa diabetes begitu berbahaya adalah karena komplikasinya. Diabetes yang tidak terkontrol bisa memicu kerusakan pada ginjal (nefropati diabetik), mata (retinopati diabetik), saraf (neuropati diabetik), hingga pembuluh darah dan jantung.
Bahkan, diabetes menjadi salah satu penyebab utama amputasi anggota tubuh di dunia akibat luka yang tidak kunjung sembuh.
Baca Juga: Prabowo Subianto ke Timur Tengah akan bahas konflik Gaza
Tak hanya itu, diabetes juga meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, tekanan darah tinggi, hingga infeksi kronis.
Banyak penderita diabetes juga mengalami penurunan kualitas hidup karena harus rutin minum obat, menjaga pola makan ketat, dan melakukan pemeriksaan medis secara berkala.
Yang lebih mengkhawatirkan, banyak penderita diabetes tidak menyadari dirinya mengidap penyakit ini hingga muncul komplikasi. Karena itu, deteksi dini sangat penting.
Baca Juga: Kronologi lengkap kasus perkosaan Dokter Residen Unpad terhadap keluarga Pasien
Gaya hidup sehat seperti mengurangi konsumsi gula, rutin berolahraga, dan menjaga berat badan ideal menjadi kunci utama pencegahan.
Diabetes memang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, tapi bisa dikendalikan. Dengan edukasi yang tepat dan kesadaran yang tinggi, kita bisa menghindari risiko komplikasi yang lebih parah.